A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang masih banyak ditemukan permasalahan gizi pada masyarakatnya. Mengingat Indonesia merupakan negara berkembang dengan pendapatan yang menengah serta pembangunan yang tidak merata mengakibatkan banyaknya masalah seputar gizi yang terjadi. Permasalah gizi yang ditemukan diantaranya ada Kurang Energi dan Protein (KEP), stunting, anemia gizi, kekurangan vitamin A, gizi buruk, serta obesitas (Maigoda & Rizal, 2024). Saat ini pemerintah sedang gencar untuk mengurangi angka stunting pada anak di Indonesia.
Stunting adalah kondisi di mana balita mengalami kegagalan pertumbuhan akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang, paparan infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi. Stunting dipengaruhi oleh kesehatan remaja, kondisi ibu hamil, pola makan balita, serta faktor ekonomi, budaya, dan lingkungan, seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan (Kemenkes, 2022). Banyak faktor resiko yang dapat mengakibatkan terjadinya stunting
Prevalensi terbanyak kejadian stunting di Indonesia yakni ada di provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 37,8% di tahun 2021 dan 35,3% ditahun 2022. Meskipun masih terlihat tinggi, secara keseluruhan wilayah di Indonesia ternyata ada penurunan kasus atau prevalensi stunting sebanyak 2,8%. Menurut (Kemenkes, 2022) dalam hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi kejadian stunting di tahun 2021 sejumlah 24,4% turun di tahun 2022 menjadi 21,6%.
Peran pemerintah tentu saja sangat diperlukan dalam mengatasi masalah-masalah gizi di Indonesia. Beberapa program untuk mengatasi permasalahan gizi yang dibentuk pemerintah juga telah dijalankan. Selain peran dari pemerintah, masyakarat Indonesia tentunya juga harus ikut serta dalam menanggulangi masalah-masalah dizi yang terjadi.
B. Isi
Beberapa kebijakan serta program yang dibuat oleh pemerintah untuk penanggulangan masalah gizi di Indonesia menurut (Nababan et al., 2023) diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan Gizi Nasional
Dalam kebijakan ini pemerintah mengembangkan kebijakan gizi nasional yang menyediakan panduan dan kerangka kerja untuk meningkatkan status gizi masyarakat. Kebijakan ini mencakup rekomendasi gizi, strategi intervensi, serta upaya pencegahan masalah gizi.
2. Program Gizi Balita
Program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak-anak balita dengan menyediakan makanan bergizi, memberikan imunisasi, dan memberikan pendidikan gizi kepada ibu dan keluarga. Program ini sering dilaksanakan melalui pusat kesehatan, posyandu, atau klinik kesehatan.
3. Program Pangan Suplemen
Program pangan suplemen dirancang untuk menyediakan suplemen gizi tambahan bagi kelompok rentan, seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan nutrisi yang kurang pada kelompok tersebut.
4. Pemeriksaan Gizi dan Pemantauan
Pemeriksaan dan pemantauan gizi dilakukan untuk mengawasi status gizi masyarakat, mendeteksi masalah gizi, serta memberikan intervensi yang tepat. Kegiatan ini meliputi pengukuran antropometri, analisis darah, dan penilaian pola makan.
Selain kebijakan serta program diatas pemerintah juga memiliki program perbaikan gizi masyakarakat. Program ini adalah upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, dengan menggalang partisipasi serta kepedulian para pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk mempercepat perbaikan gizi masyarakat Indonesia, dengan fokus pada seribu hari pertama kehidupan (Kemenkes, 2024)
Selanjutnya untuk fokus program pencegahan stunting pemerintah mengeluarkan program melalui Gerakan Cegah Stunting dengan 5 kegiatan (Kemenkes, 2022):
1. Gerakan Aksi Bergizi: Membiasakan olahraga, sarapan, dan konsumsi tablet tambah darah untuk mengurangi anemia pada remaja di sekolah.
2. Gerakan Bumil Sehat: Meningkatkan pemeriksaan dan pengetahuan ibu hamil untuk memperbaiki kesehatan mereka.
3. Gerakan Posyandu Aktif: Meningkatkan cakupan layanan tumbuh kembang balita di Posyandu untuk deteksi dini dan pencegahan balita gizi kurang serta stunting.
4. Gerakan Jambore Kader: Meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan pelayanan.
5. Gerakan Cegah Stunting Itu Penting: Mengedukasi masyarakat mengenai stunting dan pencegahannya melalui pesan ABCDE
A : Aktif minum tablet tambah darah
B : Bumil teratur periksa kehamilan
C : Cukupi konsumsi protein hewani
D : Datang ke posyandu setiap bulan
E : Ekslusif ASI 6 bulan
C. Penutup
Masalah stunting dan permasalahan gizi lainnya di Indonesia masih belum selesai. Perlu terus adanya peran dari pemerintah melalui program-program yang telah dibuat untuk menaanggulangi masalah tersebut. Selain itu, peran perawat komunitas juga diperlukan dalam menanggulangi masalah ini diatanranya adalah mengedukasi masyarakat agar tidak menjadi bagian dari faktor risiko stunting dan perrmasalahan gizi lainnya adalah mengedukasi untuk meminum tablet penambah darah, mengomsumsi makan-makanan yang bergizi terutama tinggi protein hewani serta memberikan anak ASI eksklusif selama 6 bulan.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, K. R. (2022). Cegah Stunting Itu Penting. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. https://ayosehat.kemkes.go.id/cegah-stunting-itu-penting
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, K. R. (2022). Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, K. R. (2024). PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. https://www.kemkes.go.id/id/layanan/program-perbaikan-gizi-masyarakat
Maigoda, T. C., & Rizal, A. (2024). Buku Ajar Penatalaksanaan Gizi Masyarakat. Penerbit NEM.
Nababan, D., Saragih, V. C. D., Yuniarti, T., Yuniarti, E., Andriyani, A., Sulistiani, A., Nurhayat, I., Wahyuningsih, A., & Marasabessy, N. B. (2023). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Cendikia Mulia Mandiri. https://books.google.co.id/books?id=7cLOEAAAQBAJ&newbks=1&newbks_redir=0&dq=pengertian+gizi+masyarakat&source=gbs_navlinks_s
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H