"Mohon maaf ka menunggu lama, ini roti bakar nya, semua pesanan sudah ya ka" suara dari pramusaji membuyarkan lamunanku. "Terima kasih"kataku
 Kali aku lebih berhati-hati terhadap perasaanku sendiri, berpikir jernih bukan menerka-nerka kembali dan menyimpulkan sendiri.. Darimu aku belajar bahwa rasa suka bisa datang setiap saat, yang harus kita kendalikan. Saat moment itu baru di sadarkan mungkin aku terlalu menyukaimu padahal sebenarnya rasa suka dan sayang itu cepat berubah, ada rindu dan kasih yang tak pernah berhenti yakni kasih sayang Sang Pencipta kepada hambanya. Momen patah hati pada saat itu menjadikan aku yang kuat saat ini. Itulah kenangan saat masih duduk di perkuliahan. Haru biru, gembira, suka duka dan Bahagia. Menjadikan episode dalam kehidupan penuh warna. Yang harus di ingat. Jadi perempuan jangan mudah terbawa perasaan. Harus mawas diri dan juga gak boleh terus menyimpulkan pikiran sendiri. Yang terpenting dari kisah yang lalu jangan berharap pada siapapun. Allah selalu siapkan rencana terbaik untuk kita semua
 Saat ini aku mengenal beberapa orang dengan pola pikir yang berbeda Sudah cukup lama merasa seperti tidak nyata Aku hanya khawatir terluka kembali Jangan membuat kesalahpahaman diantara kita Aku tidak ingin bersama dengan orang yang merubah segala sesuatunya Kita semua takut untuk terluka Dari itu libatkan Allah pada setiap urusan yang sulit menjadi mudah.
Hp ku terus bergetar bukan lagi notifikasi pesan masuk, kali ini nomor tak dikenal tertera di layar. Malas sekali untuk kuangkat. Namun terus bergetar dan mungkin sepertinya penting.Â
"Halo Assalamualaikum Ra"suara yang sangat kukenal. Aku terdiam sejenak. Mencoba menerka-nerka apa yang terjadi. ***
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H