Saat mentari mulai tersenyum Menyapaku
Di situlah sapa keseharianku mulai Merayap
Ada tawa, ada duka, bahkan kadang merana
Kehadiranmu yang tiba - tibaÂ
Pelan mulai membayangiku
Ketika itu kau mulai menyapaku
Dengan segala bujuk rayumu
Kau berikan aku butiran mutiara
Yang bergelayut duka
Kau buat aku terlena
Tiada lagi senyum mentari
Tiada lagi semangat bersemayam di dalam jiwa
Yang ada hanya kuntum bunga
Layu tanpa harapan
Yang ada hanya jasad diam
Bagaikan mayat hidup
Hancur luluh tubuh dan jiwa raga
Namun masih bernyawa
Aku mendambakan cahaya hidup
Aku tenggelam dalam hidup yang sesat
Ketika tangan - tangan penuh kasih
Sayang
Pelan merengkuh tubuhku'tukÂ
Membawaku jauh dari sesatku
Damba harapanku telah tiba
Pelan jasad diam bagaikan mayat hidup
Kembali mulai bercahaya
Bunga mekar secara perlahan
Lepas jiwa dalam hitam
Kini
Harap cahaya kembali bersinar
Asa masa depan kembali menyapaku
Hidupku kembali bersamaku
Senyum yang ku yang telah lama pergiÂ
Kini kembali bersamaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H