Dewasa ini, diplomasi tidak hanya dilakukan antar pemerintah maupun lembaga, melainkan juga memanfaatkan seluruh lapisan masyarakat atau yang biasa dikenal sebagai multi-track diplomacy. Hal ini tentunya dimanfaatkan untuk mendorong diplomasi budaya, karena dengan menggunakan seluruh lapisan masyarakat, harapannya peluang untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan menarik perhatian masyarakat luas akan semakin meningkat.
Indonesian International Student Mobility Awards atau yang biasa dikenal dengan sebutan IISMA, merupakan program pertukaran pelajar dari Kampus Merdeka yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerja sama dengan LPDP. Selain bertujuan untuk meningkatkan kompentensi mahasiswa di luar mata kuliah prodinya, kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan Soft Skill, pemahaman budaya dan teknologi terkini dari negara lain, serta membantu para mahasiswa mendapat jejaring-jejaring baru yang lebih global. Kesempatan ini tentunya dimanfaatkan oleh mahasiswa yang berpartisipasi untuk menimba ilmu di luar negeri, serta sebagai ajang promosi Indonesia dan kebudayaannya.
Saat ditanya terkait alasan pengadaan pameran-pameran yang mereka pilih, Naru menjelaskan bahwa penayangan film dan penyajian makanan ala Indonesia adalah cara utama paling tepat dalam menarik minat pelajar asing untuk berpartisipasi. Menurut para Awardee, warga asing selalu tertarik dengan hal-hal terkait budaya asing dan Gastrodiplomasi menjadi andalan Indonesia karena masakan Indonesia sangat kaya akan bumbu dan tentunya menjadi sebuah hal yang berbeda karena masakan Eropa sendiri rasa dan bumbunya tidak terlalu tajam.
Kemudian Naru juga menjelaskan mengapa para Awardees IISMA di Lancaster memilih Kartini dan Impetigore (Perempuan Tanah Jahanam), dimana kedua film ini sama-sama terkenal, memiliki penghargaan Festival Film Indonesia, dan popular. Kartini dipilih sebagai film pertama dalam penayangan mereka karena Kartini sendiri merupakan salah satu gambaran bentuk perjuangan pemuda di masa lampau. Sebagai tokoh Feminisme Indonesia, Kartini memperjuangkan hak-hak kesetaraan wanita di Indonesia, terutama dari segi Pendidikan. Adanya unsur adat, tradisi, dan keluarga tradisional di film tersebut menjadi alasan lain dalam pemilihan film tersebut, serta sekaligus menjadi cara untuk melakukan diplomasi  budaya yang inovatif dan tentunya tidak membosankan. Sementara itu, Impetigore atau Perempuan Tanah Jahanam dipilih menjadi film kedua karena dalam film yang bertemakan horror ini, sarat akan tradisi-tradisi di Jawa, superstisi warga setempat, dan sensasi mistis yang berbeda dibanding film horror modern.
Sambil menikmati tayangan tersebut, para pengunjung juga disuguhi dengan makanan-makanan ala Indonesia seperti Sate, Bakwan, Martabak Mie, Pisang Bakar, Jagung Susu Keju, dan juga Soda Gembira yang bisa mereka ambil sebelum memasuki ruang penayangan film maupun dimakan sambil menikmati pameran-pameran di luar ruang penayangan film.
Untuk melihat keseruan acaranya, pembaca bisa menonton video after event dari Awardee IISMA Lancaster:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI