diplomasi budaya, karena dengan menggunakan seluruh lapisan masyarakat, harapannya peluang untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan menarik perhatian masyarakat luas akan semakin meningkat.
Dewasa ini, diplomasi tidak hanya dilakukan antar pemerintah maupun lembaga, melainkan juga memanfaatkan seluruh lapisan masyarakat atau yang biasa dikenal sebagai multi-track diplomacy. Hal ini tentunya dimanfaatkan untuk mendorongIndonesian International Student Mobility Awards atau yang biasa dikenal dengan sebutan IISMA, merupakan program pertukaran pelajar dari Kampus Merdeka yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerja sama dengan LPDP. Selain bertujuan untuk meningkatkan kompentensi mahasiswa di luar mata kuliah prodinya, kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan Soft Skill, pemahaman budaya dan teknologi terkini dari negara lain, serta membantu para mahasiswa mendapat jejaring-jejaring baru yang lebih global. Kesempatan ini tentunya dimanfaatkan oleh mahasiswa yang berpartisipasi untuk menimba ilmu di luar negeri, serta sebagai ajang promosi Indonesia dan kebudayaannya.
Dalam rangka merayakan Hari Sumpah Pemuda, Para Awardees IISMA di Lancaster memiliki cara tersendiri dalam merayakan serta mempromosikan nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Dengan tema Indonesian Youth Spirit Around The World, ada hari Minggu 07 November 2021, Para Awardees IISMA di Lancaster mengadakan acara pameran  kebudayaan yang Bernama "Sinesia", Sinema Indonesia, sebagai bentuk perayaan atas hari pemuda tersebut dan apresiasi atas budaya dan sinematik Indonesia. Pada Sinesia ini, para Awardees menyiapkan berbagai hal yang berbau Indonesia, mulai dari pameran Batik, pameran Kain Tradisional, pameran Adat dan Tradisi, penayangan film Indonesia yakni Kartini dan Impetigore hingga menjajakan masakan ala Indonesia seperti Sate, Bakwan, Martabak Mie, Pisang Bakar, Jagung Susu Keju, dan juga Soda Gembira. Yang menariknya lagi, semua event ini bisa dinikmati oleh pengunjung hanya dengan 1 (Poundsterling). "Kami ingin memperkenalkan budaya Indonesia yang lebih banyak lagi kepada masyarakat luas, terutama pelajar Lancaster, mengingat masyarakat luar sangat tertarik dengan multicultural di Indonesia" Ujar Narutama, Student Representative IISMA di Lancaster.
Saat ditanya terkait alasan pengadaan pameran-pameran yang mereka pilih, Naru menjelaskan bahwa penayangan film dan penyajian makanan ala Indonesia adalah cara utama paling tepat dalam menarik minat pelajar asing untuk berpartisipasi. Menurut para Awardee, warga asing selalu tertarik dengan hal-hal terkait budaya asing dan Gastrodiplomasi menjadi andalan Indonesia karena masakan Indonesia sangat kaya akan bumbu dan tentunya menjadi sebuah hal yang berbeda karena masakan Eropa sendiri rasa dan bumbunya tidak terlalu tajam.
Kemudian Naru juga menjelaskan mengapa para Awardees IISMA di Lancaster memilih Kartini dan Impetigore (Perempuan Tanah Jahanam), dimana kedua film ini sama-sama terkenal, memiliki penghargaan Festival Film Indonesia, dan popular. Kartini dipilih sebagai film pertama dalam penayangan mereka karena Kartini sendiri merupakan salah satu gambaran bentuk perjuangan pemuda di masa lampau. Sebagai tokoh Feminisme Indonesia, Kartini memperjuangkan hak-hak kesetaraan wanita di Indonesia, terutama dari segi Pendidikan. Adanya unsur adat, tradisi, dan keluarga tradisional di film tersebut menjadi alasan lain dalam pemilihan film tersebut, serta sekaligus menjadi cara untuk melakukan diplomasi  budaya yang inovatif dan tentunya tidak membosankan. Sementara itu, Impetigore atau Perempuan Tanah Jahanam dipilih menjadi film kedua karena dalam film yang bertemakan horror ini, sarat akan tradisi-tradisi di Jawa, superstisi warga setempat, dan sensasi mistis yang berbeda dibanding film horror modern.
Sambil menikmati tayangan tersebut, para pengunjung juga disuguhi dengan makanan-makanan ala Indonesia seperti Sate, Bakwan, Martabak Mie, Pisang Bakar, Jagung Susu Keju, dan juga Soda Gembira yang bisa mereka ambil sebelum memasuki ruang penayangan film maupun dimakan sambil menikmati pameran-pameran di luar ruang penayangan film.
Para Awardees memajang baju-baju Batik dan kain-kain tradisional lainnya yang ada di Indonesia dan juga menayangkan beberapa adat dan tradisi tradisional Indonesia melalui PPT dan video yang telah mereka sediakan. Pengunjung yang ikut mengamati pameran tersebut akan diberi penjelasan terkait adat dan tradisi Indonesia, sejarahnya, serta kegunaan maupun hal-hal lainnya yang berkaitan dengan benda yang dipamerkan. Mereka juga diberi kesempatan untuk mencoba pakaian tradisional yang dipajang dan melakukan swafoto dengan menggunakan pakaian-pakaian tersebut. Antusiasme yang ditunjukkan oleh pengunjung sangatlah tinggi, dimana terlihat mereka menyimak dengan seksama penjelasan para Awardee terkait adat dan kebudayaan di Indonesia, dan banyak diantara mereka yang terlihat melakukan swafoto dengan menggunakan pakaian tradisional dan Batik yang dipamerkan selama acara tersebut."Harapannya dengan telah terlaksananya kegiatan Sinesia ini, akan menarik minat warga asing untuk berwisata ke Indonesia maupun mengetahui lebih dalam terkait Indonesia, dan juga warga Indonesia terutama generasi muda menjadi lebih aware dan berusaha untuk melestarikan kebudayaan kita yang sangat variatif ini." Tutup Naru.
Untuk melihat keseruan acaranya, pembaca bisa menonton video after event dari Awardee IISMA Lancaster:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H