Mohon tunggu...
Ananda Kurniansyah
Ananda Kurniansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo semua. Saya Ananda Kurniansyah, Panggil saja Nanda, Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Saya orangnya berisik. Bukan mulutnya, tapi pikirannya. Banyak sekali hal yang tertampung di dalam pikiran saya sehingga terasa sangat berisik. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk bergabung dengan kompasiana untuk membagikan apa saja yang ada di dalam pikiran saya kepada anda semua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan, Aku Adalah Pendosa Ulung

22 Desember 2024   07:16 Diperbarui: 22 Desember 2024   07:16 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hamparan dosa, langkahku terjerat,

Dalam gelap malam, hatiku terbelenggu.

Maafkanlah Tuhan, aku insan lemah,

Yang tergoda bisikan syahwat duniawi.

 

Tangan yang kau beri, ku gunakan untuk khilaf,

Lidah yang kau cipta, ku gunakan untuk dusta.

Mata yang kau anugerahkan, ku gunakan untuk melihat yang haram,

Telinga yang kau berikan, ku gunakan untuk mendengar yang batil.

 

Jiwa yang kau titipkan, ku nodai dengan maksiat,

Hati yang kau sucikan, ku kotori dengan iri.

Langkahku tak pernah lelah menjauh dari jalan-Mu,

Suara hatiku bisu, tak mampu lagi berbisik kepada-Mu.

 

Namun, dalam lubuk hati yang terdalam,

Secercah harapan masih terpatri.

Rasa sesal yang membuncah,

Menyentuh relung jiwa yang terluka.

 

Maafkanlah Tuhan, aku insan yang hina,

Yang terus berlumuran dosa.

Ampunilah segala khilaf dan dosa-dosaku,

Bimbinglah aku kembali ke jalan yang benar.

Semoga rahmat-Mu meliputiku,

Semoga ampunan-Mu menghapus dosa-dosaku.

Aku memohon pertolongan-Mu,

Agar aku dapat menjadi hamba-Mu yang taat.

Dalam gelap hariku, aku terjatuh,

Tak layak rasanya berharap pada uluran tangan,

Namun putus asa menggenggam hatiku,

Kuucapkan maaf atas segala kelalaian yang ada.
 
Dalam keheningan, aku berdoa,

Menyerahkan semua beban pada-Mu.

Sebab aku tak tahu lagi harus bagaimana.

Hanya bisa berharap, Kau dengar jerit jiwaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun