Mohon tunggu...
ananda herfina
ananda herfina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

STMM MMTC YK

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

E-Goverment: Meningkatkan Pelayanan Publik dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi

18 Maret 2024   10:10 Diperbarui: 18 Maret 2024   10:16 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

E-government dapat meningkatkan daya saing bangsa dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, mempercepat proses perizinan usaha, dan meningkatkan efisiensi birokrasi. Hal ini dapat menarik investor asing dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Teknologi terus berkembang pesat dan e-government harus terus beradaptasi dengan teknologi terbaru. Penggunaan kecerdasan buatan (Al), blockchain, dan Internet of Things (loT) dapat membantu.

E-government juga dapat membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dengan meningkatkan akses layanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial. E-government juga dapat membantu pemerintah dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan melindungi lingkungan.

Contoh penerapan E-Government terdapat Pelayanan Online yang meliputi pengurusan dokumen kependudukan, pembayaran pajak, pendaftaran izin usaha, dan lain-lain dapat dilakukan secara online melalui portal resmi pemerintah atau aplikasi mobile. E-budgeting, yakni sistem penyusunan dan transparansi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dapat diakses oleh masyarakat. E-voting atau sistem pemilihan umum secara elektronik yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan meminimalisir kecurangan.

Meskipun memiliki banyak manfaat, E-government mash menghadapi beberapa kendala dalam implementasinya di Indonesia.

a. Keterbatasan akses internet, kualitas jaringan internet yang tidak stabil, dan kurangnya infrastruktur TIK di beberapa daerah,
b. Kekhawatiran tentang kebocoran data dan penyalahgunaan informasi pribadi, kurangnya kesadaran masyarakat tentang keamanan siber,
c. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital,
d. Anggaran pemerintah yang terbatas untuk pengembangan e-government, dan
e. Diperlukan perubahan kultur birokrasi yang lebih adaptif dan terbuka terhadap teknologi.

Maka dari itu terdapat beberapa solusi dari beberapa kendala implementasi e-government di Indonesia. Pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam infrastruktur TIK, memperkuat sistem keamanan siber, meningkatkan edukasi dan pelatihan bagi masyarakat, mengalokasikan anggaran yang cukup, membangun kepemimpinan yang kuat. Masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan digital, berpartsipasi aktif, meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber, dan pihak swasta dapat berkolaborasi dengan pemerintah, menyediakan solusi teknologi inovatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun