Mohon tunggu...
ananda zahramaulina
ananda zahramaulina Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

hobi memasak dan scroll tiktok

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mandy Stavik dan Kaleng Minuman

13 September 2023   08:20 Diperbarui: 13 September 2023   08:52 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       4 Tahun kemudian, Juni 2013 Bowie mendapatkan sebuah petunjuk yang sangat penting, dia mendapat kan petunjuk dari 2 ibu-ibu bernama HEATHER BACKSTROM dan MERRILEE ANDERSON kedua orang tersebut dahulunya pernah bersekolah di tempat yang sama bersama Mandy, ibu itu bersaksi ketika mereka sedang menemani anak mereka bermain dia mencurigai seseorang sebagai pelaku kasus Mandy.

       Yaitu teman sekolahnya Mandy sendiri, yang bernama TYMOTYHE BASS, kedua ibu tersebut berpendapat mencurigai orang yang sama, setelah Heather dan Merrilee tahu mereka mencurigai orang yang sama, keduanya sepakat untuk melaporkan ke polisi, di situ polisi tersadar kalau polisi tidak pernah memeriksa sampel DNA TYMOTYHE BASS. Detektif utama dalam kasus ini juga menemukan BASS tinggal di STRAND ROAD dekat rumah Mandy ketika dia menghilang pada tahun 1989.

        Ketika Mandy berlari bersama hewan peliharaannya, rute yang diambilnya akan membawanya melewati kediaman Timothy Bass. Tetapi para penyelidik tampaknya tidak memiliki cukup bukti untuk surat perintah penggeledahan untuk memaksa sampel DNA dari Bass. Ketika ingin meminta sampel saliva milik Bass, Bass pun menolak, polisi makin mencurigai Bass sebagai pelaku pembunuhan ini. Pada saat itu polisi tidak bisa memaksa Bass karna polisi tidak mempunyai bukti yang cukup kuat.

        Akhirnya polisi pun menyusun rencana lain polisi memutuskan untuk membuntuti Bass setiap gerak gerik nya sepanjang hari, polisi berharap Bass membuang apa pun itu agar bisa menemukan sampel saliva milik Bass, setelah berhari hari mengikuti pergerakan Bass polisi tetap tidak menemukan jejak apa pun.

        Untuk sekian kalinya penyelidikan ini kembali buntu, ketika polisi sudah hampir menyerah secara tiba-tiba pertolongan tak terduga pun datang, waktu itu secara mengejutkan bosnya Bass yang bernama KIM WAGNER tiba-tiba datang ke kantor polisi ia juga mencurigakan Bass sebagai pelaku dia berjanji akan membantu polisi dia akan ikut memantau Bass dan berusaha memberikan apa pun yang polisi butuh kan untuk penyelidikan ucap bos nya Bass.

        Polisi langsung menyetujui nya, selagi polisi menunggu laporan dari KIM WAGNER mereka masih melanjutkan investigasi untuk mengetahui latar Bass, polisi mulai meng interogasi keluarga Bass termasuk GINA istri Bass, dan juga adiknya bernama TOM dari interogasi tersebut polisi tahu ternyata Bass orangnya cukup bermasalah.

        Sampai akhirnya 3 bulan setelahnya, usaha keras sang bos dan polisi tidak sia-sia di mana pada saat itu KIM WAGNER bosnya Bass melihat dengan matanya sendiri, Bass membuang cup minum plastik dan kaleng minuman bersoda yang baru saja Bass minum, tanpa menunggu waktu yang lama KIM lalu mengambil kaleng minuman itu setelah Bass pergi.

       KIM WAGNER langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi dan setelah hasilnya keluar Sampel DNA Bass cocok dengan pelaku pembunuhan Mandy, pada tanggal 12 Desember 2017 setelah 28 tahun polisi menemui Bass untuk di tangkap, saat itu polisi menangkap tim dengan alasan pembunuhan, pelecehan, dan penculikan. Setelah Bass di tangkap polisi lalu menemui ibu Mandy untuk menyampaikan kabar tersebut.

       Di hari polisi menyampaikan pelaku pembunuhan Mandy ke sang ibu, di hari itu juga sang ibu Mandy sedang berulang tahun ibu Mandy berkata ini adalah hadiah paling indah selama dia berulang tahun, dan pada tanggal 24 mai 2019 sebagai bagian dari konsekuensi hukum Bass di penjara selama 27 tahun setelah 30 tahun tidak terungkap sang pelaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun