Dalam bab sebelumnya penulis telah membahas tentang strategi intervensi konseling. Dalam bab itu sudah sedikit disinggung tentang terapeutik. Dalam artikel itu dijelaskan bahwa dalam strategi intervensi konseling sangat dibutuhkan keterampilan terapeutik.Â
Tuajuannya adalah agar komunikasi antara klien/peserta didik dan konselor atau guru BK dapat berjalan dengan lancar. Maksudnya disini adalah agar peserta didik dapat menceritakan dengan leluasa dan terbuka masalah  yang dialamiya kepada guru BK.
Selanjutnya, kita akan membahas apa itu terapeutik sebenarnya. Nah, terapeutik adalah kata sifat yang dihubungkan dengan seni penyembuhan. Dalam kata lain, bahwa terapeutik adalah kemampuan seorang konselor atau guru BK dalam merespon semua tindakan klien atau peserta didiknya saat konseling sedang berlangsung.Â
Nah, jadi bisa disimpulkan, jika teknik terapeutik yang dilakukan guru BK baik maka ketika proses konseling khususnya ketika guru BK mewawancarai peserta didik tentang masalahnya akan baik juga. Dalam hal ini berarti peserta didik mampu bercerita secara leluasa dan terbuka tanpa ada suatu hal yang ditutup-tutupi.
Ada beberapa tahapan dalam terapeutik. Yakni persiapan (pra interaksi), persiapan ini adalah seperti pembukaan awal ketika bertemu antara guru BK dan peserta didik. Kemudian perkenalan (orientasi), perkenalan ini seperti mengenalkan identitas dan latarbelakang peserta didik. Tah selanjutnya adalah kerja, pada tahap ini guru akan mulai mewawancarai dan mulai masuk pada masalah yang diceritakan peserta didik.Â
Dan tahap terakhir adalah terminasi (akhir), nah pada tahapan ini guru BK dapat mengakhiri wawancara yang dilakukannya dengan peserta didik selanjutnya guru BK akan mempelajari masalah siwa lebih lanjut dan kemudian aan ditemukan solusi-solusinya.
Perlu diketahui bahwa terapeutik ini sangan penting sekali dalam bimbingan konseling. Manfaat dari terapeutik ini adalah mendorong dan menganjurkan kerjasama antara guru BK dengan peserta didik tersebut dalam memecahkan masalahnya. Selain itu dengan adanya terapeutik guru BK dapat mengidentifikasi, mengkaji, dan mengevaluasi dari masalah tersebut.Â
Sedangkan manfaat terapeutik bagi peserta didik adalah peserta didik dapat menceritakan masalahnya secara terbuka dan leluasa tanpa ada suatu hal yang ditutupi lagi.
Ada beberapa sifat-sifat terapeutik. Diantaranya adalah: berhadapan. Guru BK berhadapan langsung dengan peserta didik yang mempunyai masalah, agar terjadi komunikasi langsung antara guru BK dan peserta didik. Kemudian kontak mata, guru BK tidak boleh lepas kontak mata antaranya dan peserta didik tersebut, agar peserta didik merasa diperhatikan dengan sepenuhnya.Â
Selanjutnya adalah memperlihatkan sikap terbuka, dalam hal ini guru BK harus terlihat ramah dan nyaman diajak ngobrol, agar peserta didik dapat melepaskan semua beban tentanng masalah tersebut dan guru BK mudah masuk dan memahami masalah yang dialaminya.Â
Dan sifat terakhir adalah, tetap rileks, jadi ketika peserta didik sedang curhat tentang masalahnya guru BK masuk dalam dan merasakan posisi peserta didik tersebut tetapi juga harus tetap dengan kontrol keadaan dirinya sebagai orang yang dicurhati oleh peserta didiknya.
Beberapa teknik komunikasi dalam terapeutik adalah sebagai berikut; Mendengarkan dengan penuh perhatian; Guru BK menunjukkan perhatian penuh pada peserta didik; Menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan masalahnya; Guru BK Â menanyakan pertanyaannya secara terbuka agar masalah tersebut diketahui secara tuntas;Â
Tak lupa guru BK menawarkan informasi terkait masalah yang dialami peserta didik; Guru BK mengklarifikasi dan memfokuskan terkait masalah peserta didik; Guru BK diam menjaga ketenangan agar peserta didik dapat bercerita secara tenang dan nyaman; dan yang terakhir adalah dalam proses itu guru BK menyelingi dengan humor agar suasana tidak tegang.
Sedangkan empati adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami perasaan orang lain tanpa kehilangan kontrol diri. Perbedaan sikap simpati dan empati adalah simpati itu merupakan sebuah rasa belas kasihan, iba, berupa ucapan tanpa adnya tindakan.Â
Sedangkan empati merupakan sebuah rasa belas kasihan, iba, dan ucapan disertai tindakan. Maka dari itu guru BK juga dituntut untuk mempunyai rasa empati yang tinggi apalagi denga peserta didiknya khususnya yang sedang mempunyai masalah.
Adapun karakteristik empati adalah peka terhadap bahasa isyarat. Selain itu sesorang yang mempunyai rasa empati yang tinggi dapat ditunjukkan dengan control emosi yang baik. Kemudian seseorang tersebut juga mempunyai rasa kesadaran diri yang tinggi.Â
Selain itu dia juga bisa role acting (dapat memberi saran dan nasehat) terhadap suatu masalah. Dan juga ia juga bisa sharing feeling (berbagi rasa) pada orang lain.
Nah, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terapeutik dan empati mempunyai hubungan yang sangat erat kaitannya. Hal ini dibutuhkan ketika konseling bahwa guru BK sangat membutuhkan komunikasi yang baik dengan peserta didiknya.Â
Dengan adanya empati yang tinggi ini maka kemampuan terapeutik guru BK juga akan tinggi. Dengan demikian guru BK tidak akan salah respon terhadap tindakan-tindakan dari seorang peserta didik yang memiliki masalah tersebut. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H