Komunikasi visual merupakan sesuatu yang mengkomunikasikan ide melalui tampilan visual untuk menyampaikan informasi. Dimana jenis komunikasi ini biasa terkait dengan tanda, foto, tipografi, gambar, warna, grafis, gambar bergerak, gabungan visual dengan audio dalam bentuk video, dan masih banyak lagi (Limandoko, 2000).Â
Semua hal ini merupakan bagian dari apa yang digunakan oleh komunikasi visual untuk menjangkau target audiens nya. Komunikasi visual disebutkan memiliki kekuatan yang lebih besar daripada hanya tulisan. Dan dengan dukungan teknologi baru yang diterapkan dalam jenis komunikasi yang dimaksud, komunikasi visual memiliki pengaruh kuat dalam membuat orang percaya apa yang disajikan tersebut.
Keunggulan dari komunikasi visual inilah yang kemudian dimanfaatkan dalam berbagai bidang, misalnya periklanan. Tujuan utama dari bisnis periklanan adalah untuk menyajikan produk atau layanan dengan sedemikian rupa sehingga seluruh masyarakat, calon konsumen, terpengaruh oleh rangsangan emosional secara positif.Â
Dalam kata lain, perhatian konsumen dapat didapatkan terhadap sesuatu yang diiklankan tersebut. Selain menarik perhatian, komunikasi visual juga disebutkan dapat memiliki pengaruh dan kontribusi dalam mengubah perilaku konsumen.Â
Perilaku konsumen sendiri merupakan suatu perilaku yang dimiliki konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan, membeli, hingga pasca-membeli suatu produk (Subianto, 2017). Banyak aspek yang mempengaruhi hal ini. namun yang paling dominan menentukan adalah aspek psikologis, kognitif, emosional dan juga perilaku dasar.
Komunikasi visual sebagai salah satu strategi dalam periklanan dan pemasaran dapat mencakup tren yang ada yang meliputi tren sosial, ekonomi, dan juga penerapan teknologi yang kemudian diselaraskan untuk menciptakan peluang unik bagi bentuk komunikasi visual yang baru dan inovatif (Kumar & Al-Zubaidi, 2014).Â
Kombinasi faktor ini akan menyebabkan komunikasi visual menjadi penting dalam bidang pemasaran dan juga membentuk maupun mengubah perilaku konsumen yang ada. Selain itu, terdapat beberapa aspek yang juga menentukan pengaruh dan hubungan antara komunikasi visual dan perilaku konsumen ini. Misalnya adalah faktor persepsi visual, manipulasi emosional, dan juga pengemasan serta pemilihan warna produk atau iklan yang berkaitan dengan faktor psikologis.
Persuasi Visual
Pemasar atau pembuat iklan biasanya menggunakan kualitas visual untuk meyakinkan konsumen atau sasaran konsumen. Dalam iklan, komunikasi verbal masih menjadi salah satu unsur.Â
Namun, fenomena visual dalam iklan atau promosi tentu mendapat perhatian khusus. Pesan visual yang disajikan dalam iklan lebih meyakinkan karena memiliki makna yang lebih dalam dan dapat menyebabkan perubahan besar dalam perilaku konsumen.
Visual dalam iklan dapat memancing emosi dengan mensimulasikan penampilan orang atau objek nyata dan dapat berfungsi sebagai bukti bahwa sesuatu telah terjadi dan pada akhirnya dapat menciptakan hubungan implisit antara produk yang ditawarkan dan visual yang disajikan (Limandoko, 2000).Â
Komunikasi visual juga dapat memberikan persuasi visual dengan cara menantang pengalaman dan perasaan positif yang terkait dengan produk dan dengan demikian memancing reaksi konsumen (Tilak, 2020).
Manipulasi Emosional
Iklan dapat mewujudkan persuasi visual pada konsumen dalam tingkatan tertentu.Â
Namun selain persuasi, iklan dan komunikasi visual di dalamnya juga menyajikan manipulasi emosional yang juga memiliki keterkaitan dengan psikologi konsumen.Â
Iklan mempengaruhi konsumen dan perilakunya dalam tiga tingkat, yaitu inovasi, penyetoran, dan penyampaian (Karkonen, 2014).Â
Tingkat pertama berkaitan dengan konsep inovasi dimana pengaturan berkaitan dengan cara bagaimana argumen suatu produk diatur.Â
Kemudian tingkat kedua dalam periklanan adalah pemilihan dan penempatan elemen visual yang membantu memodulasi pengalaman konsumen. Dan terakhir tingkat ketiga adalah cara penyampaian dan penyajian.Â
Iklan dengan menggunakan komunikasi visual dapat terlihat dalam tiga tingkatan ini. dan apabila tiga tingkatan yang ada terpenuhi secara sempurna, maka f persuasi dan emosional yang diberikan akan semakin kuat.
Pengemasan Dan Warna Dalam Aspek Psikologis
Pada masa ini, suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi kebutuhan bagi konsumen.Â
Tetapi suatu produk juga dapat menjadi sebuah sensasi. Berkaitan dengan pengemasan, produsen harus memberikan perhatian khusus pada kebiasaan, sikap dan pilihan konsumen ketika membeli untuk merancang kemasan mereka untuk menarik pelanggan ke berbagai target pasar.Â
Desain kemasan ini merupakan faktor penting dimana semua elemen desain produk (termasuk bentuknya) ditinjau dengan cermat oleh para konsumen dan menentukan keputusan pembelian.Â
Desain kemasan pun telah mengembangkan bahasa visual yang membantu konsumen mengidentifikasi produk dari jenis, harga, atau penggunaan tertentu. pengemasan suatu produk (termasuk warna) juga dapat dikatakan menjadi identitas dari produk tersebut (Limandoko, 2000).
Warna menyampaikan informasi penting kepada konsumen. Warna memicu respons yang sangat spesifik di sistem saraf pusat dan korteks serebral dimana aspek visual ini dapat memicu pikiran, ingatan, dan model persepsi tertentu (Baltezarevic & Baltezarevic, 2019).Â
Warna yang dipilih dengan cermat memungkinkan konsumen untuk memahami dan menerima sebuah merek dan produk.Â
Efek warna muncul dari koneksi budaya dan dari psikologi yang selanjutnya berhubungan dengan perilaku seperti apa yang dapat mereka miliki. Warna juga memiliki panjang gelombang sebagai aspek visualnya.Â
Misal warna biru yang merupakan warna dengan panjang gelombang pendek bersifat menenangkan. Atau warna kuning dengan panjang gelombang sedang merupakan warna yang paling mudah menarik perhatian, dan sebagainya.
Warna juga dapat dikategorikan sebagai suatu identitas dan paten merk tertentu, sehingga aspek pengenalan dapat didapatkan oleh konsumen tanpa perlu berpikir lebih panjang lagi tentang merk apa dari produk ini.Â
Otak manusia lebih dulu mencatat warna daripada bentuk dan isinya. Namun meskipun begitu, bentuk sebagai bagian dari kemasan juga memiliki aspek penting dalam komunikasi visual. Memilih warna dan juga desain kemasan dapat menciptakan yang jelas tentang bagaimana mereka akan dipandang dan dibedakan oleh konsumen.
KESIMPULAN
Dalam desain komunikasi visual di iklan dan juga pembentukan atau pengubahan perilaku konsumen, ketiga komponen yang mencakup persuasi visual, manipulasi emosional, dan juga aspek psikologis dengan warna dan pengemasan haruslah dipertimangkan oleh produsen.Â
Hal ini didasarkan oleh bagaimana ketiga aspek ini dapat saling mempengaruhi dan menunjang untuk membentuk perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemuliaan atau penggunaan produk.Â
Dengan demikian, komunikasi visual dapat dijadikan sebagai bahasa dan juga komunikasi dan strategi dalam memasarkan sesuatu dengan cara yang inovatif dan persuasif dibandingkan dengan komunikasi verbal yang konvensional.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Baltezarevic, R., & Baltezarevic, V. (2019). Impact of Visual Consumer Behavior Communication. Marketing, Business Law and Transformational Governance Faculty of Business Economics and Entrepreneurship, 31(24), 1--21.
Karkonen, S. (2014). Visual communication as a means of affecting consumer behaviour [Haaga-Helia University of Applied Science].Â
Kumar, K., & Al-Zubaidi, A. M. O. (2014). Role of Visual Communication in Advertising: A Study of Consumer Purchase Decision Making Behavior. Online Journal of Art and Design, 2(3), 37--50.
Limandoko, B. (2000). Desain Komunikasi Visual Dan Perilaku Konsumen. Nirmana, 2(2), 84--91.Â
Subianto, T. (2017). Studi Tentang Perilaku Konsumen Beserta Implikasinya Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ekonomi MODERNISASI, 3(3), 298--312.
Tilak, D. G. (2020). Usage of Visual Communication Design on Consumer Behaviour. Gedrag & Organisatie Review, 33(02).Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H