Mohon tunggu...
Anastasya MichelJoseph
Anastasya MichelJoseph Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menyukai Game dan Editting

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

My Ghost Lover

18 November 2024   12:50 Diperbarui: 19 November 2024   11:30 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa minggu kemudian, hidup Epin mulai terasa berat. Epin mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Kemampuan melihat hantu semakin kuat, tetapi hal itu juga membuatnya semakin kesepian. Mimpi buruk menghantuinya, dan ia mulai kehilangan fokus pada kuliahnya.

Sampai suatu hari, orang tua Epin menyarankan untuk menutup mata batinnya. Ibu Epin kenal dengan seorang paranormal yang dikenal mampu menutup mata batin seseorang selamanya. Epin pun mulai mempertimbangkan untuk mengambil langkah itu.

"Gue bakal kehilangan banyak hal, tapi gue juga tau gue gak bisa hidup begini terus." gumamnya kepada Royce di balkon.

"Pin... lo harus bisa milih, lo harus prioritasin diri lo sendiri. Gue bakal dukung lo terus kok Pin." jawab Royce dengan nada lembut. Namun, tatapan matanya mengisyaratkan luka yang dalam.

Hari itu tiba. Di sebuah ruangan kecil dengan lilin menyala, Epin menjalani ritual penutupan mata batin. Selama proses itu, air matanya tak berhenti mengalir. Ia tahu, keputusan ini berarti akhir dari pertemuannya dengan Royce.

Sebelum semuanya selesai, Royce muncul untuk terakhir kalinya. Wajahnya dipenuhi kehangatan yang menenangkan.

"Josephine, lo udah ngasi warna ke dunia gue yang kelabu," bisiknya. "Makasih banyak lo udah sayang sama gue, meskipun gue hanyalah bayangan."

Ritual selesai. Saat Epin membuka matanya, Royce sudah tidak ada. Dunia di sekitarnya kini terasa lebih sepi, lebih sunyi. Ia tak lagi merasakan kehadiran makhluk dari dunia lain.

Bertahun-tahun berlalu. Epin menjalani hidup normal, tanpa gangguan dari dunia yang tak terlihat. Tapi, di malam-malam tertentu, saat hujan turun, ia duduk di balkon dan menatap langit. Dalam hatinya, ia selalu berharap bahwa di suatu tempat, Royce masih menunggunya. Dan di balik bayangan awan, Epin merasakan kehangatan yang familiar, seakan Royce tak pernah benar-benar pergi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun