Tidak ada negara yang siap dalam menghadapi pandemi Covid-19 di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dampaknya yang menyasar terhadap multi dimensi secara cepat tidak bisa disikapi dengan langkah-langkah biasa, butuh sentuhan sakti sebagai rensponsivitas terstruktur terhadap pandemi ini. Â
Dikutip dari covid19.go.id, per Senin 27 Juli 2020 total kasus Covid-19 di Indonesia sudah 100,303 ribu kasus, pasien pulih bertambah 1,518 orang menjadi 58.173 orang, dan meninggal mencapai 4,781 orang.
Musibah luar biasa ini, butuh upaya  ekstra untuk menanganinya, sehingga tak sembarang orang bisa menjadi penakluk badai corona yang kita doakan semoga cepat dapat berlalu.
Effort ekstra pemerintah tercermin dari arah kebijakan dan penanganan terhadap masyarakat terdampak Covid-19 oleh Kemensos di bawah nahkoda Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara melalui penyaluran bantuan sosial tunai (BST) maupun sembako dengan prinsip cepat dan tepat serta tak pernah neko-neko.
Di samping bertanggung jawab untuk menyalurkan bansos khusus yaitu bansos tunai kepada 9 juta keluarga di 503 kabupaten/kota di luar Jabodetabek dan bansos sembako kepada 1,9 juta keluarga di wilayah Jabodetabek, diawal pandemi Covid-19 bulan Maret 2020, Mensos juga telah menggelontorkan dengan memperluas penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dari 9,2 juta keluarga menjadi 10 juta keluarga penerima bansos tersebut.
Sementara program kartu sembako (Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT) dari 15,2 juta keluarga diperluas menjadi 20 juta keluarga, sebagai bagian program perlindungan sosial yang selama ini dilaksanakan dalam rangka mengurangi beban pengeluaran masyarakat lapis bawah, jumlah yang besar untuk mengcover wilayah Indonesia yang sangat luas, masyarakat yang masuk kelompok ini pasti sangat rentan terkena dampak Covid-19, maka Mensos Juliari P Batubara berusaha "mengamankan" kelompok-kelompok tersebut, dari dampak yang lebih buruk lagi.
Di samping mempeluas kepesertaan kedua program reguler tersebut, mekanisme pencairannya disederhanakan dan indeks bantuannya juga dinaikan - PKH disalurkan menjadi setiap bulan, BPNT dinaikan indeksnua dari Rp 150.000,- per keluarga per bulan, menjadi Rp 200.000,-. bukti kerja dengan sense of crisis telah dilaksanakan.
Sebagai orang nomor satu di tubuh Kemensos Ia selalu mewanti-wanti jajarannya agar jangan sampai ada yang susah hidup atau kelaparan. Kementeriannya sigap menyiapkan tempat penampungan anak-anak jalanan, gelandangan dan pengemis, serta orang-orang yang susah dapat makan, mudah kehilangan tempat tinggal bahkan kehilangan pekerjaan sebagai upaya melindungi dan menjaga masyrakat Indonesia sesuai amanat konstitusi.
"Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai" filosofis melegenda ini, patut disematkan kepada Mensos Juliari P Batubara. Atas kerja optimalnya, sampai detik ini tidak ada berita atau kasus masyarakat Indonesia susah makan akibat dampak dari pandemi Covid-19. Bukan begitu?
Tak ayal, semua lembaga survei yang melakukan riset terhadap kinerja pemerintah mengamini sebagai kinerja positif.
Seperti halnya hasil survei Charta Politika Indonesia yang menunjukkan Mensos Juliari P Batubara masuk sebagai menteri terbaik Jokowi keempat (4.3%) yang paling sering terlihat atau terdengar dalam masa pandemi Covid-19 karena program pengentasan kemiskinan yang digelontorkan Kemensos tepat sasaran dan memberi dampak positif bagi masyarakat.