"Itulah yang dipelajari terus menerus dalam hidup. Bagaimana caranya agar kehidupan kita tidak menabrak kehidupan orang lain"
"Iyah lalu?"
"Kita harus memahami setiap kejadian. Apa yang pantas untuk orang lain dan apa yang pantas untuk diri sendiri. Terkadang kita tidak sadar kehidupan kita sering menabrak kehidupan orang lain. Jadi, dalam setiap kejadian kita harus sadar dan berfikir mana yang benar-benar baik untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Mungkin hak dalam kehidupan akan didapatkan setara"
Wono hanya bengong melihat kekasihnya lancar berkata-kata dalam memaknai kehidupan. Perlahan ia mencermati wajahnya dengan khusyuk, merekam semua kata-katanya yang keluar lalu menyenderkan punggungnya ditembok.
"Kamu kenapa ko matanya sembap gitu" tanya Inan
"Semalam gak bisa tidur tenang"
"Emang kenapa toh?"
Satu persatu orang-orang telah meninggalkan warung dan mungkin sibuk dengan aktivitas kerjanya kembali.
"Dua hari lalu tetangga ada yang meninggal masih muda, saya teringat kata-kata Soe Hoek Gie bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, kedua mati muda, yang tersial adalah umur tua"
"Terus?"
"Saya selalu mikirin tentang banyaknya kehidupan dari waktu ke waktu dan saya selalu berfikir memang benar yang terbaik adalah yang tidak dilahirkan"