Mohon tunggu...
Analiya Sineke
Analiya Sineke Mohon Tunggu... Guru - Guru

literasi, olahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Israel Kembali Menyerang Gaza, Negeri Muslim Lanjutkan Normalisasi

15 Agustus 2022   18:31 Diperbarui: 15 Agustus 2022   18:33 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ISRAEL KEMBALI MENYERANG GAZA, NEGERI MUSLIM LANJUTKAN NORMALISASI

Oleh : Analiya Sineke,S.Pd

Kembali lagi AS dan sekutu terbaiknya, yakni Israel masih terus memerangi rakyat Palestina dengan masif dan secara berkala. Publik dapat melihat begitu nyata keberpihakan Amerika Serikat terhadap Israel. 

Amerika menggunakan 39 kali veto untuk melindungi Israel dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk juga mengecam tindakan serta sikap Israel yang tidak memedulikan hak asasi rakyat Palestina.

Bahkan serangan bom Israel ke Gaza selama tiga hari yang telah menewaskan 44 warga Palestina, termasuk 15 anak-anak, dan sedikitnya 350 warga sipil terluka, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina. 

Pertempuran tersebut adalah yang terburuk di Gaza sejak perang 11 hari pada 2021 yang menewaskan sedikitnya 250 orang. Meskipun gencatan senjata yang ditengahi Mesir mulai berlaku pada Ahad malam (7/8/2022), tetapi ini adalah gencatan senjata yang rapuh.

Ditambah lagi, pemukiman Yahudi di tepi Barat dan Yerusalem Timur yang didukung AS menjadi rentetan panjang keberpihakan AS pada Israel. Menurut Peace Now, kelompok anti-pemukiman Israel, saat ini terdapat 385 pemukiman Yahudi yang didirikan dengan izin pemerintah Israel dan 97 bangunan atau pemukiman "liar".

Di Yerusalem Timur, terdapat 12 pemukiman baru dengan sekitar 200 ribu orang pemukim yang hidup dengan senjata api dan pengawalan tentara Israel. AS juga memberikan bantuan senilai $1---4miliar per tahun pada Israel untuk membeli persenjataan produk-produk AS.

Tampak sangat besar kepentingan AS atas penguasaan Timur Tengah raya dan Afrika Utara sehingga memelihara konflik panjang di Palestina. AS menilai bahwa Palestina merupakan jantung Islam di Timur Tengah hingga tidak akan membiarkan Palestina juga negara lain di Timur Tengah dalam kondisi aman.

Para pemimpin dunia dan seluruh komunitas internasional dituntut untuk merespon kedzoliman ini dengan nyata. "Tidak Sekedar gimmick diplomatik apalagi standar ganda, memberikan kecaman tapi terus menjalin hubungan mesra dengan zionis. Bahkan  membiarkan kedzoliman Zionis di Palestina (MMC).

AS memahami dengan baik potensi muslim, Islam Palestina, dan wilayah di sekitarnya. Menurut Kissinger, Palestina merupakan serigala politik bagi AS. Palestina akan selalu dibuat tidak tenang agar potensi agama (ideologi) dan pemeluknya tidak mengganggu kepentingan AS. 

Bahkan "Israel sedang mencari target termudah di mana ia dapat mencapai tingkat 'keberhasilan' yang tinggi untuk membuktikan kepada dirinya sendiri dan kepada negara-negara di sisinya tentang kemampuan dalam memasarkan teknologi militernya."

Kejahatan AS Kepada Palestina melalui Media

Seluruh media memberitakan kondisi Gaza dengan cepat, mirisnya tidak ada satu pun pemimpin negeri muslim yang mengirimkan tentaranya membantu Palestina. Mereka hanya mampu mengecam dan beretorika yang tak membuat Israel ketakutan. sungguh ketidak berdayaan yang begitu nyata. (MMC)

Tidak sedikit media yang seolah-olah ingin memberi pesan bahwa konflik Palestina merupakan konflik biasa, bukan kejahatan perang. Padahal, organisasi Human Rights Watch (HRW) telah menyampaikan hasil penyelidikan terhadap serangan Israel pada Palestina. Pertama, pada peristiwa Beit Hanoun (10/5/2021), sebuah rudal yang dikendalikan Israel jatuh di dekat empat rumah warga sipil Palestina.

Kedua, pada peristiwa kamp pengungsi Shati (15/5/2021), sebuah bom menghancurkan bangunan tiga lantai, menewaskan 10 warga sipil Palestina. Ketiga, peristiwa di kota Gaza (16/5/2021), rangkaian serangan udara di sepanjang Jalan al-Wahda menyebabkan beberapa bangunan bertingkat rubuh menewaskan 44 warga sipil Palestina.

Ketiga peristiwa di atas merupakan serangan Israel yang mengakibatkan korban jiwa dari warga sipil dalam jumlah besar. Hal itu menjadi hasil penyelidikan HRW bahwa Israel melakukan tindakan kejahatan perang pada Palestina.

Tampak pula, AS mati-matian membela Israel lewat Menlu AS Antony Blinken yang mengatakan dengan tegas bahwa Paman Sam menentang keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menggelar penyelidikan kejahatan perang di wilayah pendudukan Palestina. Ia pun mengungkapkan bahwa, "AS akan melanjutkan komitmen tak tergoyahkan kami pada Israel dan keamanannya, termasuk menentang aksi yang mengincar Israel secara tidak adil." (Republika, 15/3/2021).

Sementara itu di Indonesia sendiri banyak kaum muslim yang menanggapi berbagai perihal berita tentang Palestina tersebut. Dan lagi-lagi mereka hanya bisa bungkam bahkan tidak bisa berbuat apa-apa padahal banyak yang bisa kita lakukan terutama membongkar berbagai kejahatan yang dilakukan AS. 

Dan harusnya kaum muslim mulai bersatu untuk membantu saudara muslim yang ada di Palestina. Di sisi lain, media ini mengingatkan para kaum muslim harus sepenuhnya menyadari---melalui pengalaman---bahwa para mediator ini tidak dapat diandalkan, dan mereka adalah kaki tangan orang-orang Israel dalam melanggengkan kejahatan mereka pada Palestina.

Makin Berani

"Alasan membela diri dari teroris yang sejatinya adalah pejuang Palestina merupakan klaim yang mengada-ada. Eskalasi serangan Israel yang makin kejam, memberi sinyal bahwa posisi Israel makin kuat dan makin berani dalam menyerang," Bahkan normalisasi dengan negara-negara Arab, telah membuat daya tawar Israel di kawasan makin tinggi.

"Normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab dapat didefinisikan sebagai mengejar kebijakan atau tindakan yang memperlakukan Israel sebagai bagian yang "normal" dari Timur Tengah, mengabaikan perannya yang melakukan pembersihan etnis dan penggusuran warga Palestina," (MNews)

Normalisasi yang terus berusaha untuk bergerak maju ujar Fatma, tidak meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.

"Israel sendiri telah memaksakan diri menguasai tanah Palestina melalui perang berturut-turut, superioritas militer, dan senjata nuklir, tetapi fakta-fakta ini tidak menghasilkan pengakuan atau legitimasi untuk pendudukannya atas Palestina, juga tidak memungkinkannya untuk membuka jalan ke wilayah Arab,"

Meskipun begitu, normalisasi telah mencapai hubungan multidimensi yang normal dengan negara-negara Arab sebelum, atau bahkan tanpa menyelesaikan masalah utama dalam konflik Palestina-Israel.

"Bagi Israel, "normalisasi" berarti negara-negara lain menerima pendudukan mereka atas Palestina dan narasi Zionis mereka mengenai tanah dan orang-orang Israel sambil menyangkal narasi lain yang menentang mereka. 

Tetapi, Normalisasi itu sendiri jika dilihat dari tujuan diadakan normalisasi tersebut ternyata tidak membawa perubahan sama sekali sekali bahkan mengekang para Negara-Negara islam lainnya karna pada faktanya para Zionis tersebut sudah sangat lama memiliki hubungan dengan berbagai Negara-negara Islam diantaranya : Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, Maroko, Jordan, dll).

Sehinggah muncul pertanyaan "kenapa banyak Negara Islam mau bekerja sama dengan AS, bahkan mengatasnamakan Normalisasi ?". padahal harusnya kaum muslim bersatu dan menyerang Zionis bukannya bekerja sama. 

Ternyata kerja sama mereka memiliki tujuan yang menjadikan mereka mengemis bahkan ngikut mauya AS, serta tak bisa berbuat apa-apa terhadap AS dan Israel bahkan ada yang mendiamkan kejahatan mereka dan bisa dilihat sampai sekarang yang tidak ada pergerakan serta pembelaan dari Negara Islam itu sendiri.

Bersatu

Untuk itu kaum muslim harus bersatu dan mencegah, bahkan mengutuk penguasa mereka yang telah membangun hubungan apa pun dengan Israel, termasuk menormalisasi hubungan karena akan membahayakan masa depan rakyat Palestina.

Solusi Palestina selalu diarahkan pada solusi 2 negara. Yakni memberikan kemerdekaan pada Palestina, dan hidup berdampingan secara damai dengan negara Israel. Sehinggah perjuangan pembebasan Palestina hanya dicukupkan pada gerakan-gerakan Nasionalisme rakyat Palestina.

Umat Islam seluruh dunia tak lagi menganggap Palestina sebagai persoalan mereka. Tetapi persoalan internal rakyat Palaestina semata. Padahal solusi tersebut sama halnya membiarkan tanah Palestina direbut oleh Yahudi. Tentu ini adalah solusi yang bathil, dan tidak sesuai dengan Islam.

Maka "Suramnya solusi atas konflik dan melemahnya dukungan negara-negara Arab akan menjadi periode panjang kekejaman Israel atas Palestina," Kecuali Solusi tersebut diserahkan pada Islam dan umat Islam yang akan menyelesaikan konflik tersebut.

Umat Islam yang memikul tanggung jawab mempertahankan tanah yang diberkahi harus menyadari bahwa kejahatan Israel dan kezaliman mereka di tanah yang diberkati Palestina dan rakyatnya, serta Masjidilaqsa, tidak akan berhenti.

"Kecuali jika Palestina dibebaskan, kemudian Israel dihancurkan beserta rezim-rezim yang berada bersamanya," tentunya dengan kekuatan Islam. "Kekuatan itu adalah Khilafah. Kekuatan politik Islam yang siap mengusir Israel dari tanah Palestina dan menggentarkan aliansi Israel dan Amerika yang selama ini memberi dukungan pada Israel,"

Oleh karena itu, setiap muslim tidak boleh lengah serta wajib mengupayakan tegaknya Khilafah di muka bumi ini demi menyelamatkan kaum muslim di Palestina dan mengembalikan tanah Palestina ke pangkuan Islam. .( MNews/Ruh).

Maka Persoalan Palestina hanya akan selesai dengan kembalinya Khilafah Islamiyah yang akan menyatukan seluruh umat islam didunia dibawah satu kepemimpinan dan akan melaksanakan perintah jihad, dalam upaya pembebasan tanah Palaestina. Wallahualam.(MMC)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun