Manusia adalah cerita (A.Mukhlis.2023). Makhluk yang tak akan pernah bisa jauh dari hal yang bernama cerita ini adalah Makhluk yang cerita. Secara naluriah seseorang pasti senang untuk bercerita. Iyakan ?... coba perhatikan teman kamu, pasti kebanyakan lebih tertarik untuk berbagi cerita – cerita kepada mu. Walaupun cerita itu cerita yang konyol atau receh sekalipun.
Ternyata dalam psikologi ada sebuah pandangan tersendiri tentang cerita ya ? padahal kita kira, cerita hal yang sekedar basa – basi saja. Tanpa kejelasan alur cerita dan ujung nya. Von Franz, 1996 menyatakan bahwa cerita memiliki dampak bagi kondisi kejiwaan manusia. Bagaimana tidak ? karena dengan bercerita akan banyak hal yang dapat kita peroleh.Â
Mulai dari bagaimana mereduksi emosi, managemen emosi, mengekspresikan emosi melalui cerita yang di sampaikan. Dalam cerita banyak cerita – cerita lainnya.Â
Cerita menunjukkan cerita. Dan film adalah alur dari jalan cerita tersebut, cerita membuka dengan simbol – simbol, fantasi, neurosains dan aktivitas fungsi transenden.Â
Perlu kita ketahui dalam cerita juga dapat mengambarkan gangguan psikologis seseorang. Loh, kok bisa ? bagaimana caranya ? iyaa... melalui kontemplasi dan virtualisasi, individu yang mengalami gangguan psikologis terlihat dari pengalaman ceritannya.
 Selain itu melalui cerita juga diharapkan dapat menemukan harapan dan solusi terkait masalah yang sedang dihadapi. Singkatnya melalui identifikasi cerita yang ada dan ekspresi perasaan , manusia akan menyadari berbagai bagian dirinya yang belum ia kenali atau ia rasakan.
Ada salah satu tokoh psikologi yakni Battelheim (2010) menjelaskan jika dengan bercerita merupakan salah satu cara terbaik bagi jiwa manusia dalam menemukan bahasa untuk berekspresi. Hal ini dikarenakan bercerita kepada seseorang akan dilakukan secara spontan atau dengan kata lain menggunakan bahasa yang natural.Â
Bahasa yang biasanya kita gunakan dalam sehari – hari. Dan yang tidak kalah penting adalah dengan bercerita merupakan kesempatan seseorang untuk menghayati atau mengenali perasaan – perasaan yang terkadang sering menjadi tekanan atau tidak teregulasikan / tidak tergambarkan perasaan emosinya dikarenakan tidak dapat ditoleransi oleh individu atau budaya sekitarnya.
Sekilas tentang cerita menggambarkan bahwa cerita adalah sebuah simbol bahwa manusia telah hidup beribu – ribu tahun yang lalu menurut Vont Frens (1996).oleh karena itulah cerita telah digunakan beribu – ribu tahun yang lalu pada berbagai budaya di seluruh dunia sebagai kesempatan dan penghubung antara generasi yang sekarang dengan generasi terdahulu. Seunik itu memang peranan cerita dalam kehidupan dan pandangan psikologi.
Percayakah kamu jika cerita dapat sebagai penyembuh dan penghilang rasa cemas?
Bagaikan sebuah obat, cerita juga berkerja sebagai penyembuh dan penghilang rasa cemas. Para pakar dunia psikologi  seperti Bettelheim (2010), Von Frens (1996) banyak yang mempercayai bahwa cerita dapat menghubungkan banyak perasaan tidak sadar yang pada umumnya dapat menyebabkan gangguan pada kualitas hidup dan kesehatan mental dengan kesadaran. Yang mana manusia dapat membangun harapan, ekspektasi dab kekuatan didalamnya. Bettelheim (2010) bercerita baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berbicara ke semua tingkat kepribadian manusia.Â
Cerita atau dongeng dapat menjangkau ke semua pikiran atau tahapan cara berpikir manusia mulai dari anak – anak sampai orang dewasa. Eiist.. yang tak kalah penting adalah dengan cerita atau mendongeng dapat menyampaikan isi atau pesan secara kolektif kepada masyarakat. Bahkan hal – hal atau isi pesan yang terkadang tidak mampu disampaikan pada  forum diskusi ilmiah atau logis dapat tersampaikan dengan baik melalui cerita. Tanpa mengurangi esensi dari cerita atau pesan yang ingin disampaikan.
Oiya,.. Bettelheim (2010) dan Von Frens (1996) juga menjelaskan bahwa bercerita atau proses mendongeng tidak hanya terjadi pada pikiran yang sadar saja, etatpi juga bawah sadar.Â
Contohnya mendongeng atau bercerita dapat berbicara pada alam bawah sadar anak. Sehingga dapat meringankan kecemasan atau tekanan pada alam bawah sadar, sangat halus, hingga kecemasan yang ada tidak terasa tersampaikan pada alam sadar. Â Waah.. ternyata banyak sekali yaa manfaat cerita dalam pandangan Psikologi. Oleh karena itu, jangan bosan untuk bercerita dan mendengarkan cerita yaa.. terimaksii, tetap semangat belajarnya. Semoga bermanfaat... aamiin...
Referens :
Mukhlis, A. (2023). Psikologi Cerita. Jakarta: Salemba Humanika
Puspitasari, N.A., dkk. (2018). Keterampilan Mendongeng. Jakarta: Pustaka RanggonÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H