Paling susah membebaskan anak zaman now dengan gawai. Padahal, kita semua sudah tahu bahaya di balik gawai, seperti yang tertulis di Kompas, 23/7 bahwa banyak anak mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan gawai. Nah, saya punya resep jitu nih buat mengalihkan perhatian anak-anak dari gawai. Apa saja?
Eksplorasi Alam
Main-main di alam terbuka bisa jadi solusi jitu mengalihkan perhatian anak-anak pada gawai. Bahkan, merupakan cara ampuh untuk meredakan rewel bagi anak-anak. Berinteraksi dengan alam tak perlu ke luar kota, kok. Kalau di Surabaya, saya biasanya menyusuri taman kota, hutan mangrove, kebun binatang, dan Pantai Kenjeran.
Kalau ada waktu liburan, barulah saya agendakan bepergian ke daerah pegunungan. Udara segar, pemandangan cantik, dan anak-anak dapat eksplorasi alam. Namun, melakukan perjalanan bareng anak harus ada beberapa hal yang disiapkan. Pertama, kondisi anak-anak harus fit. Kedua, jangan lupa istirahat dan makan teratur serta bekal snack. Ketiga, sedia baju hangat. Keempat, bawa obat-obatan dan tak lupa Tolak Angin Anak. Kenapa harus Tolak Angin Anak?
Tolak Angin Anak ini ramuan tradisional yang menjaga kesehatan tubuh dengan natural ingredients (bahan alami). Kemasannya praktis namun tidak mengurangi khasiatnya.
Saya memang kerap memberikan jamu racikan sendiri untuk anak demi menjaga daya tahan tubuh atau untuk mengatasi masuk angin pada anak. Tapi, memang cukup repot. Proses meraciknya itu lho, butuh waktu dan tenaga ekstra.
Sampai akhirnya, saya menemukan Tolak Angin Anak. Kalau kondisi anak sudah mulai menurun akibat padatnya kegiatan, langsung saja saya beri Tolak Angin Anak. Juga, ketika sudah terdengar si kecil uhuk uhuk atau bersin-bersin, segera saya minta mereka minum Tolak Angin Anak.
Rasa segar mint, berpadu dengan sedikit pedas jahe serta madu yang legit, bikin anak-anak demen mengonsumsinya. Ditambah lagi prosesnya di pabrik yang terstandar GMP (Good Manufacturing Practice) dan telah melalui uji toksisitas serta uji subkronik yang menyatakan bahwa Tolak Angin aman dan berkhasiat.
Karena khasiatnya itu, ketika bepergian bareng anak, Tolak Angin Anak pasti turut serta masuk dalam ransel. Maka itu, saya sangat berterima kasih pada Sidomuncul yang sudah mengeluarkan produk Tolak Angin Anak ini. Coba bayangin, apa jadinya kalau ketika bepergian harus mengantongi bahan jamu dan masih harus meraciknya? Pfffh...
Tolak Angin Anak ini juga yang menemani perjalanan dan aktivitas anak-anak ketika wisata ke Bromo pada Juli lalu. Kegiatan kami sangat padat. Setiba di Bromo sore hari, kami langsung menyaksikan pertunjukan musik jazz yang dihelat hingga malam hari. Suhu udara saat itu sekitar 7 derajat Celsius. Brrr....
Wah, baru ingat kalau si kecil belum minum Tolak Angin Anak. Selama bepergian dia memang mengonsumsi Tolak Angin Anak sehari dua sachet. Bukan, bukan karena dia masuk angin. Justru dia minum Tolak Angin Anak supaya tidak jatuh sakit. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Jadi, dalam kondisi sehat pun, si kecil tetap meminumnya. Karena, perjalanan masih panjang. Saya tak mau liburan jadi kurang berkesan gegara ada yang sakit.
Beruntung, selama tiga hari kami berada di Bromo dengan aktivitas super-padat dan suhu udara yang super-dingin, anak-anak tetap fit. Liburan lebih menyenangkan bikin si kecil juga ketagihan naik gunung dan lupa lah dengan gawainya.
Oia, mengalihkan perhatian anak pada gawai juga bisa dilakukan dengan cara ini:
Seru dengan Musik
Betapa musik mampu membawa seseorang ke dalam atmosfer positif. Ini karena sifat musik yang menghibur. Tak harus dengan pintar memainkan alat musik. Cukup dengan mengajak anak menyanyi atau menari, mereka bisa kecanduan pada musik, loh.
Kebetulan, saya dan suami suka mengiringi anak-anak menyanyi dengan piano serta gitar. Ya, meskipun tak seberapa jago mainnya, mereka tidak protes, tuh. Malah makin semangat menyanyi sembari berjoged. Dan kini mereka hobi main alat musik. Suka eksplorasi lagu-lagu baru serta coba-coba nge-band. Jadilah aktivitas bermain gawai tak mendominasi.
Ajak Olahraga
Banyak anak sekarang yang mengalami obesitas. Pasalnya, mereka lebih doyan duduk manis nge-game atau nge-chat di media sosial. Kenapa tidak mencoba ajak mereka olahraga? Tak harus jauh dari rumah atau mengeluarkan duit, kok. Jogging pagi hari di sekitar rumah bisa, kan. Badan sehat, pikiran segar, belajar di sekolah pun tak malas.
Anak saya pun begitu. Dia rajin berenang seminggu tiga kali di sore hari sekitar dua jam. Pulang renang, sudah capek. Sampai di rumah, makan malam, belajar sebentar, langsung lanjut ke peraduan, deh. Lelap. Sudah tak ingat dunia maya lagi.
Bagaimana dengan Anda? Adakah tips jitu untuk memerdekakan anak dari gawai?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H