Mohon tunggu...
Ria Utami
Ria Utami Mohon Tunggu... Editor - Blogger

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ― Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tak Ragu Ajak Anak Naik Gunung, Kan Ada Tolak Angin Anak

14 Agustus 2018   22:01 Diperbarui: 16 Agustus 2018   20:30 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sunset dari Penanjakan II/dokpri
sunset dari Penanjakan II/dokpri
Sudah puas menikmati pesonanya, perjalanan dilanjutkan ke Bukit Teletubbies. Hamparan savana bak permadani begitu memikat. Tampak pendaran warna matahari yang baru terbit. Gradasi warna hijau berpadu dengan warna kuning keemasan sangat menakjubkan. Tak lupa sebelum melanjutkan perjalanan ke lautan pasir, kami makan pagi dulu di sebuah warung di dekat Bukit Teletubbies. Pokoknya, perut harus diisi dulu supaya kondisi tubuh tetap terjaga.

dokpri
dokpri
Lanjut, kami menyusuri lautan pasir Kaldera Tengger yang luasnya mencapai 10 km persegi. Lalu ke Pasir Berbisik. Matahari sudah mulai meninggi namun suhu udara masih berkisar 10 derajat Celsius.

Terus melangkah/dokpri
Terus melangkah/dokpri

  Wah, baru ingat kalau si kecil belum minum Tolak Angin Anak. Selama bepergian dia memang mengonsumsi Tolak Angin Anak sehari dua sachet. Bukan, bukan karena dia masuk angin. Justru dia minum Tolak Angin Anak supaya tidak jatuh sakit. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Jadi, dalam kondisi sehat pun, si kecil tetap meminumnya. Karena, perjalanan masih panjang. Saya tak mau liburan jadi kurang berkesan gegara ada yang sakit.   

Hangat di tengah dinginnya Bromo/dokpri
Hangat di tengah dinginnya Bromo/dokpri
  Rute berikutnya adalah Kawah Bromo. Kami harus mendaki Gunung Bromo terlebih dulu melalui sekitar 250 anak tangga. Kalau naik tangga dengan santai, dalam waktu 1,5 jam kita sudah tiba di bibir kawah. Tapi si sulung tak sampai 1 jam sudah berada di atas. Ngebut ya jalannya. Hehe...

Akhirnya sampai juga di puncak Bromo/dokpri
Akhirnya sampai juga di puncak Bromo/dokpri
Rasanya masih ingin berlama-lama menikmati eksotisme Bromo. Tapi, kami belum mandi dan gosok gigi. Jadi, kami harus segera bertolak ke homestay untuk membersihkan tubuh dan istirahat. Malamnya dan esok paginya masih ada pertunjukan jazz yang harus kami tonton. 

Beruntung, selama tiga hari kami berada di Bromo dengan aktivitas super-padat dan suhu udara yang super-dingin, anak-anak tetap fit. Liburan  lebih menyenangkan bikin si kecil juga ketagihan naik gunung dan lupa lah dengan gawainya.

Oia, mengalihkan perhatian anak pada gawai juga bisa dilakukan dengan cara ini:

Seru dengan Musik

Betapa musik mampu membawa  seseorang ke dalam atmosfer positif. Ini karena sifat musik yang  menghibur. Tak harus dengan pintar memainkan alat musik. Cukup dengan  mengajak anak menyanyi atau menari, mereka bisa kecanduan pada musik, loh.

Kebetulan, saya dan suami suka mengiringi anak-anak menyanyi dengan  piano serta gitar. Ya, meskipun tak seberapa jago mainnya, mereka tidak  protes, tuh. Malah makin semangat menyanyi sembari berjoged.  Dan kini mereka hobi main alat musik. Suka eksplorasi lagu-lagu baru  serta coba-coba nge-band. Jadilah aktivitas bermain gawai tak mendominasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun