[caption caption="Sumber: www.theaustralian.com.au"][/caption]
Saya baru-baru ini nonton film Top Secret: The Billionaire, menarik, asik dan sangat memotivasi. Â Sebuah film yang menceritakan kisah nyata anak muda, bernama Top Ittipat, yang berjuang tanpa henti untuk meraih kesuksesnya.
Mungkin sebagian dari kita belum mengenal Top Ittipat, tapi saya yakin, kalian suka dengan produk bermerk Tao Kae Noi, cemilan rumput laut goreng yang enak nan renyah. Dan saat ini, kita sangat mudah untuk menemukan rumput laut buat Top digerai-gerai retail salah satunya 7-Eleven.
Pencapaian Top sekarang tidaklah instan, jatuh bangun merintis bisnis sudah ia jalani, kerugian sudah sering ia dapatkan, pendapatan yang kini ia dapat merupakan proses yang panjang dan berliku. Namun, kerja keras, nyali dan pantang menyerahlah yang membuat ia menjadi salah satu anak muda miliyuner dari negara dunia ketiga.
Top, bukanlah anak muda yang terbilang istimewa. Ia lahir dari keluarga yang biasa saja, berkecukupan, sederhana bahkan mengalami kebangkrutan. Ia juga bukan seorang genius, yang lahir dengan kecerdasan luar biasa. Bahkan, sekolah pun ia tidak selesai, masuk keperguruan tinggi juga tidak mampu karena kendala biaya.
Top, seperti anak muda kebanyakan, pada umur 16 tahun dia kecanduan game online, karena inilah ia menelantarkan sekolahnya. Namun, perkenalan dengan dunia bisnis dimulai dari game online. Saking seringnya main game online, level permainannya diatas rata-rata, dari situlah Top mulai berpikir untuk menjual senjata-senjata game online yang ia miliki.
Uang yang dia dapat cukup banyak dari bisnis game online, mulai dari play station hingga mobil dapat ia beli sendiri dari hasi hobby tersebut. Sayang, kehidupan Top sangat boros, ia cukup banyak menghambur-hamburkan uang dari pendapatannya itu. Namun, karena bisnis ini dianggap illegal oleh negara Thailand, maka bisnis ini tidak bertahan lama, dan blokirlah rekening Top oleh pemerintahan.
Dari situlah, permasalah semakin mempersulit Top, hari ke hari beban hidupnya semakin bertambah, orang tua yang bangkrut, Top gagal masuk universitas negeri, mengalami penipuan bisnis  DVD, gagal berbisnis kacang goreng karena lapaknya digusur,  hutang yang menumpuk hingga rumahnya disita karena tidak mampu membayar hutang.
Pada titik ini, Top semakin putus asa, karena bangkrut, keluarga Top memutuskan untuk pindah ke China. Karena keras kepala, Top mencari cara untuk bertahan di Thailand, kembali memulai bisnis dari beralih dari menjual kacang  ke bisnis rumput laut.
Asal muasal Top beralih ke rumput laut, karena cemilan rumput laut yang diberikan kekasihnya kepada dia. Ia langsung mendapatkan ide untuk memulai bisnis rumput laut goreng. Dari situlah ia kembali berjuang, mulai menyusun cara agar rumput laut itu tidak basi, membuat rumput laut yang enak dan bagaimana cara memasarkannya.
Upaya ini dia lakukan sendiri, dengan giat mencari informasi dan bertanya dengan beberapa pakar yang ia kenal, untuk memperbaiki terus-menerus kualitas dari produknya. Dengan bersusah payah dan berbagai upaya, akhirnya produk Top yang selalu memperbaiki kualitasnya, diterima karena memenuhi syarat dari 7 Eleven. Produk Top, yang bernama Tao Kae Noi, beredar diseluruh 7 Eleven di dunia, salah satunya dapat kita nikmati di Indonesia.
Diusianya yang ke 26, Top Ittipat sudah menjadi bos rumput laut yang memiliki karyawan 2500 dan mengirim ke 6000 cabang 7- Eleven yang tersebar di 27 negara di dunia. Bos rumput laut ini memilki laan perkebunan rumput laut di Korea Selatan. Dengan penghasilan mencapai 450 miliar rupiah pertahun ia menjadi sosok anak muda terkaya di dunia dari Thailand.
Saya banyak belajar dari kisah bos rumput laut ini. Terinspirasi dari film ini, lalu saya merenung, membayangkan bahwa anak-anak muda di Indonesia akan diisi oleh sosok anak muda sekuat Top Ittipat, yang mampu menyulap rumput laut menjadi bisnis yang menjanjikan. Pasti banyak potensi bisnis dinegeri ini yang dapat dikelola dengan baik.
Kalau dipikir-pikir, baru dari rumput laut saja, sudah membuat satu anak muda kaya raya dan membuka lebar lapangan pekerjaan. Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki kekayaan laut yang luar biasa, bahkan memiliki berbagai resep hidangan laut yang boleh diadu oleh negara lain. Kalau kita suka berkeliling keseluruh wilayah pesisih di Indonesia, seharusnya sesekali kita kepasar tradisional, dengan mudah kita akan mendapatkan makan khas lokal yang layak diproduksi secara massal dan lebih modern.
Peluang bisnis kuliner atau cemilan dari olahan laut sebenarnya memiliki pontensi bisnis yang menjanjikan. Kenikmatan cemilan dari olahan laut yang tersebar diseluruh wilayah pesisir di Indonesia perlu mendapat sentuhan anak muda. Agar cemilan-cemilan lokal ini memiliki branding yang menarik, nilai jual tinggi dan pasar yang meluas hingga manca negara.
Sekarang tinggal bagaimana kita, sebagai anak muda, maukah kita mulai belajar dari Top si bos rumput laut untuk berjuang merintis bisnis dan memanfaatkan warisan resep nusantara dan kekayaan laut Indonesia untuk memulai usaha produk olahan laut yang berskala global. Sebagaimana Top Ittipat, yang menyulap rumput laut dan menjadikan dia kaya raya. Kita seharusnya lebih memiliki peluang yang jauh lebih besar dari laut nusatara yang akan membuat kita kaya raya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H