Diusianya yang ke 26, Top Ittipat sudah menjadi bos rumput laut yang memiliki karyawan 2500 dan mengirim ke 6000 cabang 7- Eleven yang tersebar di 27 negara di dunia. Bos rumput laut ini memilki laan perkebunan rumput laut di Korea Selatan. Dengan penghasilan mencapai 450 miliar rupiah pertahun ia menjadi sosok anak muda terkaya di dunia dari Thailand.
Saya banyak belajar dari kisah bos rumput laut ini. Terinspirasi dari film ini, lalu saya merenung, membayangkan bahwa anak-anak muda di Indonesia akan diisi oleh sosok anak muda sekuat Top Ittipat, yang mampu menyulap rumput laut menjadi bisnis yang menjanjikan. Pasti banyak potensi bisnis dinegeri ini yang dapat dikelola dengan baik.
Kalau dipikir-pikir, baru dari rumput laut saja, sudah membuat satu anak muda kaya raya dan membuka lebar lapangan pekerjaan. Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki kekayaan laut yang luar biasa, bahkan memiliki berbagai resep hidangan laut yang boleh diadu oleh negara lain. Kalau kita suka berkeliling keseluruh wilayah pesisih di Indonesia, seharusnya sesekali kita kepasar tradisional, dengan mudah kita akan mendapatkan makan khas lokal yang layak diproduksi secara massal dan lebih modern.
Peluang bisnis kuliner atau cemilan dari olahan laut sebenarnya memiliki pontensi bisnis yang menjanjikan. Kenikmatan cemilan dari olahan laut yang tersebar diseluruh wilayah pesisir di Indonesia perlu mendapat sentuhan anak muda. Agar cemilan-cemilan lokal ini memiliki branding yang menarik, nilai jual tinggi dan pasar yang meluas hingga manca negara.
Sekarang tinggal bagaimana kita, sebagai anak muda, maukah kita mulai belajar dari Top si bos rumput laut untuk berjuang merintis bisnis dan memanfaatkan warisan resep nusantara dan kekayaan laut Indonesia untuk memulai usaha produk olahan laut yang berskala global. Sebagaimana Top Ittipat, yang menyulap rumput laut dan menjadikan dia kaya raya. Kita seharusnya lebih memiliki peluang yang jauh lebih besar dari laut nusatara yang akan membuat kita kaya raya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H