Â
Jangan tanya saya kenapa tulisan saya diatas di share oleh 4,476 kali dan di LIKE oleh 322 rekan di facebook. Jujur, saya ndak tahu.
Yang saya tahu dua hari kemudian media-media online turut memberitakannya juga. Ada 15 belasan media yang tampil di Google jika kita ketikkan keyword "polisi beri coklat". Polisi ini saja baru tahu di hari ke-dua saat saya kabari bahwa media turut bahas postingan saya.
Pencitraan? Mohon maaf Kisanak, bukan.Â
Si Polisi ini, tidak mau namanya dipublikasikan. Saya menghormatinya dan tetap sampai mati tidak akan berikan namanya pada media. Bahkan, Polisi ini sempat menyesalkan ulah saya memposting berita tentang dirinya karena setelah 3 hari dari posting awal di facebook, media cetak dan online memburunya.
"Wah Pak, saya dikejar-kejar media nih", keluhnya.
"Loh kan enak jadi terkenal" pancing saya.
"Ndak pak, saya tetep ndak mau nama saya ditulis.. Juga saya ndak mau wajah saya terlihat. Lha wong niatan ini ndak untuk cari popularitas kok. Apalah ini wong cuma coklat.." timpalnya.
Rupanya para wartawan menghubungi kantornya, dan dari kantornya mendapatkan nomor telepon polisi ini. Dalam hati saya geli, paling nanti kalau wartawan media cetak mengabadikan, dia pasti tersorot juga namanya.
Mengejutkan, saat wartawan DETIK Com dan Radar Bromo berhasil memburunya, namanya tetap TAK TERTULIS..! Cek artikel disini sebagai bukti. Polisi Misteri ini tetap berusaha agar identitasnya tetap terlindungi.Â
Kalau pencitraan, pasti lain lagi posenya.