Mohon tunggu...
Nyimas Herda
Nyimas Herda Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

aku adalah aku..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Biarkan Aku di Sini

6 November 2017   14:58 Diperbarui: 6 November 2017   15:00 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"iya.. iya pergi.."aku mencoba menyakinkan tetapi suaraku terdengar sedikit gugup dan itu bisa kamu baca. Karena itu kamu pelototi aku.

"Katakan Lila.. jangan buat aku penasaran dan menduga yang tidak-tidak padamu.." tiba-tiba kamu menjadi gusar. Aku terkejut dan diam-diam khawatir, bisa jadi kamu akan menyudutkanku sehingga aku harus bercerita tentang kejadian tiga tahun yang lalu. Aku harus mencari cara agar kamu tidak mengarah ke situ.

"Kamu mau minum apa Zal ?" tanyaku dan bergegas masuk ke dalam untuk menyiapkan minum, aku hanya ada air putih. Aku segera menggambil gelas dan mengarahkannya ke galon. Tetapi untuk langsung ke ruang tamu lagi, aku ragu.

"Heiii Lila.. kamu mau nyiapi apa an sih, lama banget.. aku mau pulang nih.. aku ada kerja.."teriak Kamu. 

Tergesa aku ke depan lagi. Kamu sudah di depan pintu keluar.

"Aku mau pulang Lila.. aku kesini sebenarnya mau ketemu suamimu. Ada tender yang membutuhkan tenaganya.."katamu sambil memperhatikan aku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Menyelidik.

"Sebenarnya aku sudah tahu soal meninggalnya suami dan anak-anakmu dari Rosa..dia adik iparmu kan.."katamu tiba-tiba. Hah aku bengong.

"Katanya ini semua kamu penyebabnya...ya kan..tapi tidak ada bukti"kata kamu tanpa ampun. Aku terdiam.. nampan yang kupegang sedikit gemetar.. untuk menghilangkan kesanku yang begitu kacau, aku ambil gelas yang berisi air putih itu dan memberikannya padamu. Dia tersenyum dan menerimanya.

"Sebenarnya aku tidak mau minum... Lila.. tetapi sudahlah mengingat persahabatan kita sedari kecil.. aku minum ya.."dan kamupun minum air putih itu sampai habis. Kamu kembalikan gelasnya.

"Aku pulang ya.." kamupun pamitan. Aku mengangguk. Kamupun menjauh.. jauh dan menjauh dan aku tahu apa yang akan terjadi nanti, bebeapa jam lagi di mana mungkin kamu sudah sampai di rumah...

Aku masuk.. duduk di kursi yang tadi kamu tempati. Aku menunggu.. dan benar.. tak lama telepon berdering.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun