Mohon tunggu...
Anak Lestari
Anak Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kanker Payudara: Awali dengan SADARI dan Deteksi dengan teknologi Radioaktif

23 Desember 2024   15:36 Diperbarui: 23 Desember 2024   15:51 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kanker Payudara (Sumber: Klik Dokter)

Metode berbasis radioaktif, seperti pemindaian dengan teknologi PET (Positron Emission Tomography) atau pemindaian nuklir, memiliki sensitivitas tinggi dalam mendeteksi keberadaan tumor, termasuk yang berukuran kecil. Teknik ini mampu mengidentifikasi perubahan aktivitas metabolik di jaringan payudara, yang sering menjadi indikator awal perkembangan kanker.2

2. Pemetaan yang Akurat

Dengan teknologi radioaktif, dokter dapat memperoleh gambaran yang jelas dan detail tentang lokasi dan ukuran tumor, sehingga membantu dalam perencanaan pengobatan yang lebih tepat. Pemindaian ini juga membantu mendeteksi penyebaran kanker ke kelenjar getah bening atau organ lain.

3. Minimally Invasive

Dibandingkan dengan biopsi tradisional, penggunaan radioaktif untuk diagnosis lebih minim invasif, sehingga lebih nyaman bagi pasien.Prosesnya biasanya hanya melibatkan penyuntikan zat radioaktif dalam jumlah kecil yang aman untuk tubuh.

4. Efektif pada Stadium Awal

Teknik ini mampu mendeteksi kanker payudara bahkan pada stadium awal, sebelum gejala klinis muncul, sehingga memungkinkan intervensi dini yang meningkatkan peluang kesembuhan.

5. Penggunaan Zat Radioaktif Aman

Zat radioaktif yang digunakan dirancang khusus dengan dosis yang sangat rendah, sehingga tidak menimbulkan risiko berbahaya bagi tubuh. Zat tersebut juga memiliki waktu paruh pendek, sehingga cepat tereliminasi dari tubuh pasien.

Risiko dan Tantangan

Meskipun teknologi berbasis radioaktif menawarkan berbagai keuntungan, ada beberapa risiko dan tantangan yang perlu diperhatikan:

  1. Paparan Radiasi: Meskipun dosis radiasi yang digunakan relatif rendah, paparan berulang tetap harus dibatasi untuk menghindari risiko efek samping jangka panjang, seperti mutasi seluler atau kanker sekunder.
  2. Biaya: Prosedur ini memerlukan peralatan canggih dan bahan isotop yang mahal. Hal ini membuatnya sulit diakses oleh populasi di negara berkembang.
  3. Ketersediaan: Tidak semua fasilitas medis memiliki akses ke teknologi ini, terutama di daerah terpencil. Distribusi isotop radioaktif juga memerlukan infrastruktur logistik yang kompleks karena isotop memiliki waktu paruh yang pendek.
  4. Keahlian Medis: Interpretasi hasil pencitraan memerlukan keahlian khusus dari ahli radiologi yang berpengalaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun