"tidak ada juga. Makanya rencanaku malam kamis nanti kita kumpulkan pemuda-pemudi disini melalui ketua karang taruna untuk mengumpulkan mereka."papar Nova
"ide yang bagus Nov!"respon pak Adin dengan antusias menanggapi ide cemerlang dari Nova. Sedangkan Halim nampak setuju juga. Dan ia pun ikut mengaminkan juga.
Hari semakin sore. Matahari mulai menampakkan senjanya. Langit menguning menandahkan sebentar lagi magrib, menandahkan hari ini akan berakhir. Seluruh mahasiswi perempuan sudah duluan pulang ke posko. Mahasiswa laki-lakipun segera beranjak dari masjid menuju posko mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan selanjutnya yaitu solat berjama'ah di masjid Al-Abror ini.
**
"woiiii.....siapa yang masak nasi goreng ini?" teriak Ica dari meja makan sambil melepehkan kembali nasi goreng kedalam piring.
"kenapa si ca, pagi-pagi kok sudah teriak-teriak, masih pagi lo, malu sama pak kades!"gerutu Taslima sambil membawa sepiring gorengan bakwan sayur dari dapur.
"hehe..siapa yang masak nasi goreng ?, ngga tahu apa kalo nasinya sudah basi."
"tu na rombangan Dewi yang masak, ayuk cuma bagian naro' makanan di meja makan saja." jawab Taslima sambil merapikan makanan di meja. Sesuai peraturan jika sudah jam tujuh pagi semua anggota harus turun ke ruang makan. Untuk makan bersama. Di desa ini penduduknya hampir 90 persen semuanya petani. Tetapi yang paling banyak adalah petani karet. Walaupin rata-rata petani karet, mereka juga suka menanam sayur. Selama berada di desa ini tidak pernah kekurangan sayur. Setiap hari ada saja warga mengasih sayuran.
"ooalaa......mereka tahu ngga si kalo nasi yang dibikin ini basi?, mau bikin orang keracunan semua apa. hahahaha...."tawa Ica pecah ketikamendengar jawaban dari taslima. Soalnya, mereka tahu kelompok piket yang tidak bisa diandalkan dalam hal masak memasak iyalah kelompok ini.Â
Kelompok ini berjumlah empat orang, semuanya tidak bisa. Belakangan ketahuan mereka tidak bisa memasak ketika adanya acara layar tancap di depan posko bersama masyarakat. Mereka berempat selalu melakukan kesalan setiap kali disuruh, misalnya disuruh mengambil laos yang datang kunyit, gula yang datang garam. Akhirnya untuk menyelamatkan rasa tanggung jawab dan kemandirian, mereka berempat dijadikan dalam satu kelompok piket masak.
"masa' si ca, nasinya basi. Perasaan mereka bikin kek meyakinkan bannget gitu lo". ujar Taslima