Mohon tunggu...
Ana Flower
Ana Flower Mohon Tunggu... Penulis - seorang yang ingin selalu belajar

Ana Rohana, hobi: menulis, cita-cita ingin menjadi penulis terkenal, kepribadian saya seorang introvert tetapi apabila sudah dekat dan nyaman selalu rameh . lahir sumatera selatan 01 maret 1990

Selanjutnya

Tutup

KKN

Prahara di Pagi Hari

30 Juni 2024   11:11 Diperbarui: 30 Juni 2024   11:24 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"guys, kita langsung ke rumah pak kades atau ke balai desa dulu."tanya taslima.

"kayaknya langsung ke rumah pak kades dech mbak, setelah itu baru pembukaan ke balai desa."jawab ana yang dari tadi diam saja sambil menikmati angin berhembus bebas sepanjang jalan.

Melewati beberapa desa dan kebun tebu membuat hati sedikit tegang apalagi di mobil ini hanya satu laki-laki yaitu sopir saja sedangkan semuanya adalah perempuan. Kebun tebu yang luas berhektar-hektar dulunya dibuka ketika zaman presiden ke dua yaitu pak Suharto. 

Karena dulu sangat sulit sekali disumatera selatan mendapatkan gula dan setelah diteliti tanahnya. Daerah ini layak untuk berkebun. Makanya pemerintah membuka hutan besar-besaran untuk lahan berkebun tebu . Jadilah daerah ini memiliki kebun tebu terbesar di sumatera selatan sampai sekarang.

**

Setelah sampai di desa yang dituju, mereka langsung menuju ke rumah pak kades. Disana disambut dengan baik serta hangat. Karena banyak anggota, jadi dibuatlah dua posko. Posko 1untuk para laki-laki dan posko dua untuk perempuan.

Malam itu ketua mengumpulkan seluruh anggotanya untuk mempresentasikan program yang akan dilakukan selama satu bulan kedepan. Salah-satu agendanya adalah mengunjungi setiap sekolah yang ada di desa itu. Dari jenjang TK sampai SMA.

Untuk mengawali hari pertama kegiatan Kuliya Kerja Nyata ini,terlebih dahulu mengejarkan agenda awal yaitu membersihkan masjid Al-Abror yang terletak ditengah desa, tidak jauh dari posko. Semua bergotong royong membersihkannya. Dari yang membersihkan dalam masjid sampai diluar masjid. "masjid ini kotor sekali, seperti tidak pernah dibersihkan saja. Padahal di tengah desa" ujar pak Adin. 

Pak Adin adalah orang yang paling tua di kelompok, baru setelah itu pak Alimi. Berhubung pak Alimi selalu memakai gamis dan bersorban  jadi kelihatan lebih tua, maklum saja dia merupakan kelompok Jama'ah Tabliq (JT) salah satu orang tertinggi dalam kelompok tersebut. Lain halnya pak Adin walaupun dia paling tertua diantara mereka tetapi dia kelihatan muda. karena sering berbaur dengan anak muda dan ramah pada setiap orang serta dalam berpakaianpun tidak ketinggalan, selalu mengikuti perkembangan zaman.

"benar pak, aku setuju kata bapak. Memang kotor masjid ini. Dengar-dengar masyarakat sekitar sini sangat jarang sekali memakmurkan masjid, kecuali hari jum'at saja. Selain itu masjid ini tidak ada marbot lagi." jawab Nova

"kalau remaja masjid gimana Nov, ada tidak?" tanya Halim sambil kerja mencabuti rumput disamping mereka bertiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun