[caption id="attachment_279724" align="aligncenter" width="1024" caption="Puncak Kahyangan (Tomia)"]
[caption id="attachment_279725" align="aligncenter" width="1024" caption="Fosil Kima Raksasa diatas Puncak Kahyangan"]
[caption id="attachment_279726" align="aligncenter" width="1024" caption="Sunset diatas Puncak Kahyangan"]
Menu malam ini masih tetap dengan ikan bakar yang dibeli langsung Pak Ade Koji dari salah satu nelayan yang baru dibawa pulang sore tadi. Kelucuan Pak Ade, Pak Rahmat dan Kak Budi menghiasi keheningan malam, sesekali kami tertawa lepas sambil melihat foto-foto hasil jepretan kami.
[caption id="attachment_279727" align="aligncenter" width="1024" caption="Bakar Ikan di Areal Tandiono Beach"]
[caption id="attachment_279728" align="aligncenter" width="1024" caption="Ikan Bakar bersama Colo-colo (sambal)"]
Pagi itu bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Tanah Airku Tercinta (17/08/2013), kapal yang kami tumpangi menuju Kota Baubau akan berlayar setelah Upacara Pengibaran Bendera selesai. Yang biasanya jam 08.00 pagi akan berangkat, ditunda keberangkatan sampai jam 11.00 WITA. Sewa kapal dari Pulau Tomia menuju Kota Baubau sebesar Rp. 150.000,- perorangnya, lamanya perjalanan laut kurang lebih selama 12 jam. Persiapan berbekalan berupa makanan dan minuman sangat dibutuhkan untuk perjalanan jauh.
Ucapan terima kasih tidak hentinya kami sampaikan kepada Pak Ade Koji, Pak Rahmat dan Kak Budi serta warga Tomia atas keramahan, kesederhanaan, kelucuan dan kesiapan menemani perjalanan si sepatu aneh-aneh, begitulah panggilan lucu kami selama berada di Pulau Tomia. Berada ditengah laut antara Atol terpanjang di dunia, Pulau Kaledupa, Pulau Wanci dan Perairan Laut Banda serta Selat Buton, sambil menunggu matahari terbenam diatas kapal bersama para penumpang lainnya, hingga malam menyambut.
[caption id="attachment_279729" align="aligncenter" width="1024" caption="Merah Putihku terus berkibar (17/08/2013)"]
[caption id="attachment_279730" align="aligncenter" width="1024" caption="Pelabuhan Waha, akhirnya kapal berangkat setelah upacara pengibaran bendera selesai"]
[caption id="attachment_279731" align="aligncenter" width="575" caption="Pelabuhan Waha, Tomia"]
[caption id="attachment_279732" align="aligncenter" width="1024" caption="Menuju Tomia-Baubau"]
[caption id="attachment_279733" align="aligncenter" width="1024" caption="sunset diatas kapal KM. Permata Indah"]
[caption id="attachment_279734" align="aligncenter" width="1024" caption="menikmati sunset dari diatas kapal"]
Taburan bintang diatas hamparan laut luas dihiasi lampu suar kapal nelayan yang mencari ikan dibelahan Selat Buton, kurang lebih jam 22.15 WITA kami tiba di Pelabuhan Murhum Kota Baubau. Dilanjutkan perjalanan dengan menikmati lampu malam dikawasan Pantai Kamali sambil mencicipi segelas saraba. Akhir perjalanan bertumpu kepada Pulau Kapuk, istirahat dan tidur dengan pulas.
Siang hari si Tolang beranjak dari Kota Baubau menuju Kota Kendari dengan kapal cepat, dan akan kembali ke Hutan Borneo, tidak ada lagu nostalgia atau tembang kenangan yang mengiringi perjalanan seorang sahabat.
Menjelajahi indahnya Bumi Indonesia, Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, alam liar bawah laut Kepulauan Wakatobi sangatlah luar biasa sensasinya, tidak perlu jauh kenegeri orang untuk menikmati keindahan alam. Titik dari kepulangan kami dari adalah dengan menghargai sebuah proses, seberat dan sejauh apapun perjalanan, bukan karena menikmati tempat tujuannya tetapi karena proses untuk mencapai tujuan. Tidak ada proses yang kebetulan, semua sudah digariskan dan ditakdirkan oleh Allah SWT Yang Maha Kuasa, manusia hanya menjalankan dan melewati prosesnya. Persahabatan dan Kesetiakawanan adalah hal yang tidak ternilai. Selama anda berada dirimbunnya hutan belantara, dalamnya goa, luasnya lautan, rekanmu adalah saudaramu.