[caption id="attachment_279693" align="aligncenter" width="575" caption="Tiang Bendera dalam Benteng Patua"]
[caption id="attachment_279694" align="aligncenter" width="575" caption="Tiang Bendera"]
[caption id="attachment_279695" align="aligncenter" width="1024" caption="Sebuah meriam yang tersisa diatas Benteng Patua"]
[caption id="attachment_279696" align="aligncenter" width="1024" caption="Areal masjid dalam Benteng Patua"]
[caption id="attachment_279697" align="aligncenter" width="1024" caption="Situs Jamba Katepi"]
[caption id="attachment_279698" align="aligncenter" width="1024" caption="Jamba Katepi"]
Satu situs yang sangat mencengangkan bagi kami yaitu bernama Jamba Katepi, dalam bahasa Wolio atau Bahasa Tomia, Jamba = WC/Toilet, Katepi = Nyiru., kalau diartikan cukup aneh yaitu Toilet/WC Nyiru, kemungkinan Toilet/WC yang berbentuk seperti Nyiru, tetapi bentuknya tidak seperti nyiru, cukup mencengangkan. Ternyata keberadaan WC/Toilet di Pulau kecil ini sudah ada sejak dulu kala.
[caption id="attachment_279699" align="aligncenter" width="1024" caption="Menyaksikan Festival Benteng Patua dari atas"]
Seperti pada mitos-mitos didaerah lain, berlaku juga untuk diKepulauan Tomia, tidak disebut ke Pulau Tomia kalau anda belum berkunjung ke Benteng Patua. Setelah puas mengelilingi situs benteng kami menuju kembali ke areal bawah benteng, dimana lokasi Festival Benteng Patua diadakan, menuruni tangga yang cukup tinggi sesuai dengan undekan benteng yang terdiri dari tiga undekan. Cukup memacu adrenalin dan menguras keringat, tapi sangat terbayarkan.
[caption id="attachment_279700" align="aligncenter" width="1024" caption="Acara Adat Mansaa (Silat) dalam Festival Benteng Patua, Tomia"]
[caption id="attachment_279701" align="aligncenter" width="1024" caption="Seni Beladiri Ketangkasan (Mansaa)"]
[caption id="attachment_279702" align="aligncenter" width="575" caption="Salah seorang penabuh gendang dalam Acara Adat Mansaa (Silat)"]
Budaya yang masih sangat dijaga kelestariannya adalah sejenis adu ketangkasan beladiri yang warga Tomia menyebutnya Mansaa (Mancaa) atau sejenis Pencak Silat yang diiringi dengan lantunan musik dari 2 buah Gendang, Gong dan Bonang. Dalam beberapa bekas wilayah Kesultanan Buton, jenis ketangkasan beladiri ini masih sering dipertontonkan dalam berbagai acara ritual adat, termasuk dalam wilayah Kepulauan Tukang Besi ini sangat tersohor dan terkenal untuk Adat Mansaa (Mancaa/Silat) adalah Barata Kaledupa dan Tomia.
Didalam pagelaran Festival Benteng Patua sangat menarik perhatian kami, karena adu ketangkasan Beladiri Mansaa ini dimainkan sangat atraktif oleh beberapa anak muda dan orang tua, beradu fisik dengan sedikit humor didalamnya. Beberapa kali membuat penonton bertepuk tangan dan menahan tawa karena gerak-gerik mereka yang terkadang dibuat-buat untuk meramaikan suasana para penonton yang sangat antusias.
[caption id="attachment_279703" align="aligncenter" width="575" caption="Atraksi yang kocak dari salah seorang pemain Mansaa"]