Mohon tunggu...
Syawal Anadalo
Syawal Anadalo Mohon Tunggu... lainnya -

life is an adventure

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyelami Surga Bawah Laut Pulau Tomia (Wakatobi) Part.2

18 September 2013   18:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:43 2465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_279693" align="aligncenter" width="575" caption="Tiang Bendera dalam Benteng Patua"]

13794999671105609305
13794999671105609305
[/caption]

[caption id="attachment_279694" align="aligncenter" width="575" caption="Tiang Bendera"]

13795000861829375907
13795000861829375907
[/caption]

[caption id="attachment_279695" align="aligncenter" width="1024" caption="Sebuah meriam yang tersisa diatas Benteng Patua"]

1379500169908399098
1379500169908399098
[/caption]

[caption id="attachment_279696" align="aligncenter" width="1024" caption="Areal masjid dalam Benteng Patua"]

13795002491923401930
13795002491923401930
[/caption]

[caption id="attachment_279697" align="aligncenter" width="1024" caption="Situs Jamba Katepi"]

1379500358773993199
1379500358773993199
[/caption]

[caption id="attachment_279698" align="aligncenter" width="1024" caption="Jamba Katepi"]

1379500478960592841
1379500478960592841
[/caption]

Satu situs yang sangat mencengangkan bagi kami yaitu bernama Jamba Katepi, dalam bahasa Wolio atau Bahasa Tomia, Jamba = WC/Toilet, Katepi = Nyiru., kalau diartikan cukup aneh yaitu Toilet/WC Nyiru, kemungkinan Toilet/WC yang berbentuk seperti Nyiru, tetapi bentuknya tidak seperti nyiru, cukup mencengangkan. Ternyata keberadaan WC/Toilet di Pulau kecil ini sudah ada sejak dulu kala.

[caption id="attachment_279699" align="aligncenter" width="1024" caption="Menyaksikan Festival Benteng Patua dari atas"]

13795005501414170647
13795005501414170647
[/caption]

Seperti pada mitos-mitos didaerah lain, berlaku juga untuk diKepulauan Tomia, tidak disebut ke Pulau Tomia kalau anda belum berkunjung ke Benteng Patua. Setelah puas mengelilingi situs benteng kami menuju kembali ke areal bawah benteng, dimana lokasi Festival Benteng Patua diadakan, menuruni tangga yang cukup tinggi sesuai dengan undekan benteng yang terdiri dari tiga undekan. Cukup memacu adrenalin dan menguras keringat, tapi sangat terbayarkan.

[caption id="attachment_279700" align="aligncenter" width="1024" caption="Acara Adat Mansaa (Silat) dalam Festival Benteng Patua, Tomia"]

13795007272126173579
13795007272126173579
[/caption]

[caption id="attachment_279701" align="aligncenter" width="1024" caption="Seni Beladiri Ketangkasan (Mansaa)"]

13795008231529476934
13795008231529476934
[/caption]

[caption id="attachment_279702" align="aligncenter" width="575" caption="Salah seorang penabuh gendang dalam Acara Adat Mansaa (Silat)"]

13795009061391286765
13795009061391286765
[/caption]

Budaya yang masih sangat dijaga kelestariannya adalah sejenis adu ketangkasan beladiri yang warga Tomia menyebutnya Mansaa (Mancaa) atau sejenis Pencak Silat yang diiringi dengan lantunan musik dari 2 buah Gendang, Gong dan Bonang. Dalam beberapa bekas wilayah Kesultanan Buton, jenis ketangkasan beladiri ini masih sering dipertontonkan dalam berbagai acara ritual adat, termasuk dalam wilayah Kepulauan Tukang Besi ini sangat tersohor dan terkenal untuk Adat Mansaa (Mancaa/Silat) adalah Barata Kaledupa dan Tomia.

Didalam pagelaran Festival Benteng Patua sangat menarik perhatian kami, karena adu ketangkasan Beladiri Mansaa ini dimainkan sangat atraktif oleh beberapa anak muda dan orang tua, beradu fisik dengan sedikit humor didalamnya. Beberapa kali membuat penonton bertepuk tangan dan menahan tawa karena gerak-gerik mereka yang terkadang dibuat-buat untuk meramaikan suasana para penonton yang sangat antusias.

[caption id="attachment_279703" align="aligncenter" width="575" caption="Atraksi yang kocak dari salah seorang pemain Mansaa"]

1379501055497415059
1379501055497415059
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun