Mohon tunggu...
Ana Biah
Ana Biah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Bertahan Lama

20 Februari 2019   09:22 Diperbarui: 20 Februari 2019   09:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini tak ada hujan tak ada angin. Ketika kelas dalam keadaan KBM seperti biasa, datanglah tamu seorang guru beserta 4 orang anak didiknya."Assalamualaikum" ucap sang guru."Waalaikumussalam" jawab kami serentak. Lalu sang guru tamu tersebut menghampiri guru kami yang sebelumnya mengajar di kelas kami dan berbincang-sebentar, kemudian melanjutkan berkata kepada kami.

"Sebelumnya saya minta maaf mengganggu waktu kalian. Disini kami ingin membantu adik adik untuk dapat lebih memahami pelajaran kalian. Disini kalian akan ditemani kawan kawan dari kelas unggulan. Semoga dengan adanya kawan kita ini. Kalian dapat lebih memahami pelajaran yang sebelumnya belum terlalu kalian pahami. Sekian dari saya wassalamualaikum" tutup sang guru sambil kemudian berpamitan dan meninggalkan kelas kami sedangkan  mereka ber 4 tetap dalam kelas.

Kemudian mereka memperkenalkan diri masing masing.

Mereka terdiri dari 3 perempuan dan satu laki laki. Dan laki laki tersebut sedikit menarik perhatian saya.
Ganteng? Jelas laki laki ganteng. Tapi yang lebih ganteng dari dia? Banyaklah. Yang membuat saya tertarik adalah keistimewaan akan kecerdasan dia sehingga ia bisa berada dalam kelas unggulan. Ketika dia memperkenalkan dirinya, tak saya sangka ternyata saya dan dia pernah ada dalam satu grub di WA

Kemudian segera saya cari nomor dia digrub WA tersebut. Dan saya dengan cepat mendapatkannya. Setelah saya mendapatkanya, saya chat dia " kelas unggulan?". Dan itu adalah chat pertama saya. Kemudian ternyata dia membalasnya "namanya?". Chat dia hanya saya lihat tanpa saya balas hingga usai pelajaran dikelas.

Setelah saya sampai di kamar. Seperti biasa saya harus melaksanakan kewajiban saya. Usai melaksanakan kewajiban saya. Isenglah membuka WA sekedar becanda digrub bersama kawan yang lain. Tanpa disangka dia "unggulan" muncul digrub. Terdapat rasa tersendiri ketika dia muncul. Kemudian saya membuka pesan dari dia. Memandangi tulisanya. Dan menjawabnya
"alif ana" jawab saya.

Dalam waktu sebentar dia menjawabnya
"Oh iya. Saya Rahman" jawabnya "Nomornya saya save ya?" Tanya dia lagi.
"Iya"  jawab singkat saya.
Dan obrolan dilanjutkan untuk saling kenal.

Layaknya orang yang baru kenal. Dan memang itu baru kenal. Perbincangan hanya seputar tentang basa basi biasa. Karena saya pun tak tau karakter dia.

Jika saya hanya melihat penampilanya. Dia pendiam, cerdas, terdapat kesan wibawa dan keren dari pembawaanya, cerdas, manis dan apalah apalah. Karena saya belajar untuk selalu melihat sisi baik dari seseorang yang saya jumpai. Tapi itu hanya penilaian saya. Dan dalam percakapan WA hanya biasa biasa saja, hingga Muncullah sifat asli saya. Awalnya saya masih takut takut menunjukkan karakter saya, bahwa saya manja. Hingga saya selalu memberi peringatan padanya.

"Maaf. Saya manja" kata saya

"Iya kamu tuh manja" jawab dia

"Bolehkah ana manja sama kamu" tanyaku mencoba dengan hati dengan niatan gurauan

"Boleh" jawabnya.

Entah merupakan kode atau apa. Aku pun tak tau. Dan akhirnya percakapan semakin akrab. Ternyata dia benar benar terbuka, dia suka cerita, hingga pernah suatu malam ia menelpon saya via seluler dan WA hampir sekitar 3 jam. Dan disinilah saya belajar menjadi pendengar yang baik. Karena dialah yang berkata banyak . Tentang pengalaman dia, dan lainya.

Semenjak itu kami semakin akrab.

Sering berbicara tentang ini itu. Dia sering menggoda saya dengan cerita ceritanya yang membuat saya tertawa. Tapi sayang sekali saya tidak dapat tertawa dengan lepas. Hingga mengakibatkan pipi saya sakit karena menahan tawa. Dia tak pernah membiarkan obrolan garing. Sepi tanpa pembahasan, dia selalu mengisi pembicaraan dengan hal-hal yang baru yang dapat saya ambil pelajaran darinya. Dia benar benar seru.
Hingga suatu hari Dan tepatnya adalah hari ini (12/12/18)

Semua diakhiri. Saya sudah menduga hari ini. Karena saya sadar. Semua itu adalah sebuah titipan dan persinggahan. Apalagi tentang hati. Jika tanpa ada ikatan. Apalah daya. Tak ada hak untuk satu dan lainya.

Sedih? Entahlah .mungkin sedih. Dimana biasanya dia ada. Tapi semua berakhir sudah. Saya mengenalnya hanya beberapa hari tapi sudah banyak sekali hal yang saya dapatkan dari dia. Saya pun tak tau apakah ia akan kembali.

Menjaga hati sangatlah sulit. Dan hal yang paling saya takutkan ialah istilah mati 1 tumbuh 1000.

Seperti pada cerita sebelum dia. Jika sedikit kedekatan saya dengan seseorang berakhir. Maka datanglah orang lain dengan keistimewaan tersendiri menghampiri. Apakah ini nikmat? Apakah ini cobaan? Saya tak tau. Yang saya tau. Menjaga hati tidaklah semudah menjaga sesuatu yang terlihat. 

Menjaga sesuatu yang terlihat .akan dengan mudah mengetahui cacatnya, kemudian memperbaikinya. Menjaga hati? Bagaimana kita tau dengan cacatnya? Terkadang hati juga bisa berdusta.

Memang jodoh sudah diatur. Tapi dalam perjalananya tak sedikit banyak seseorang yang singgah.

Tergantung seberapa cerdas menyikapi hal tersebut.

Terimakasih mas "rahman" dan mas yang pernah ada sebelumnya. Berharap semoga sepenggal kisah ini tak terulang lagi. Berharap bahwa bisa jatuh cinta hanya kepada jodoh saja.

Kedekatan ini biarlah hanya sekedar pelipur hati. Bukan untuk dapat menjatuhkan hati yang satu dan lainya

Karena jatuh itu sakit.

Hanya dapat berusaha, berdoa meminta yang terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun