Mohon tunggu...
Anab Afifi
Anab Afifi Mohon Tunggu... Konsultan -

Saya ingin mendengar dan belajar dari Anda serta memberi apa yang saya bisa @anabafifi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingin Tembus Pasar Internasional? Jangan Minder Belajar Bahasa Arab!

9 Maret 2016   18:47 Diperbarui: 10 Maret 2016   04:11 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="RJP pemilik 4000 kedai kopi di 31 negara (Foto Joko Intarto Cowasjp.com)"][/caption]Kemarin saya mendapat tagging artikel menarik dari sahabat saya Noor Huda Ismail. 

Dia katakan, ciri orang Indonesia itu adalah selalu sibuk dengan masalah domestik atau inward looking dan tidak mau melihat ke luar atau outward looking

Bahasa kampungnya, hanya puas dan suka menjadi pemain kandang. Tidak mau meningkat di tingkat global. Karena itu, salah satu syarat yang dia kemukakan adalah penguasaan bahasa. Selengkapnya baca: di sini.

“Tidak perlu takut salah dalam Berbahasa Inggris”, ujar suami Eridani sekaligus ayah dari Hiro dan Salman ini.

Ia memang ‘santri pelancong’ dan sudah menjadi warga negara global. Biasa menjadi pembicara di forum-forum internasional dan lebih dikenal di dunia internasional daripada di dalam negeri sendiri.

Hari ini saya juga mendapat tagging artikel bagus dari sahabat saya yang lain,  Joko Intarto. Mantan wartawan terbaik Jawa Pos yang kini sukses menjadi konsultan media ini juga berbicara tentang pentingnya bahasa Arab. 

Tetapi ia kemukan hal ini melalui artikel feature yang menarik dari hasil wawancaranya dengan pengusaha 4000 kedai kopi merk Kopi Kamu dan segera akan menjadi 5000 gerai di 31 negara di dunia. Wow..! 

Namanya, Rudy J Pesik (RJP). 

Apa resep RIP sehingga bisa mendunia? Salah satunya adalah menguasai Bahasa Arab. 

Tiga puluh tahun lalu, saya belajar bahasa itu dalam sebuah lembaga pendidikan yang dengan ciri khasnya, jaman itu selalu dicap kelas dua sebagai “kaum sarungan”. 

Hari-hari ini juga kembali ada yang sinis campur phobi kalau ada yang berbau ke arab-araban. Oke… biarlah. Itu soal lain.

Kembali ke bahasa Arab, pengusaha warung Kopi Kamu ini, ternyata melawan mainstream. 

Bahasa Ingris bukanlah satu-satunya meskipun harus dikuasai. Sama persis seperti sahabat saya Noor Huda Ismail, yang, selain gape ngomong dan nulis artikel berbahasa Inggris, dia sendiri juga jago bahasa Arab.

Jadi kesimpulannya: Jangan minder belajar bahasa Arab!

Berikur tiga resep komplit RJP sehingga dia bisa menembus pasar global dengan rencana 5000 outletnya di tahun ini, sebagaimana dimuat dalam artikel ini.

Pertama, kuasai tiga bahasa utama di pasar internasional, yakni Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Arab. 

Logikanya sederhana. Anda mau jualan di pasar internasional. Pasar yang besar itu menggunakan bahasa yang berbeda. Mereka tidak menggunakan bahasa Indonesia, melainkan bahasa Inggris, Mandarin dan Arab. 

Kalau tidak menguasai tiga-tiganya, pilih salah satu. Dari penguasaan bahasa itulah, Anda bisa fokus ke pasar ekspor.

Kedua, pelajari budaya pasar internasional. Misalnya, pasar batik di Jepang dan Eropa itu beda dengan Amerika Latin. 

Di Jepang dan Eropa, batik yang warnanya ‘’ngejreng’’ itu tidak disukai. Mereka menilai desain warna yang ‘’ngejreng’’ itu identik dengan karya seni murahan. 

Tetapi pasar di Amerika Latin justru sebaliknya. Mereka malah menyenangai desain baju dengan warna-warni yang mencolok dan cenderung norak.

Ketiga, belajar memahami isu global. Sekarang ini kita masuk ke era masyarakat ekonomi Asean atau MEA./*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun