Mohon tunggu...
Anab Afifi
Anab Afifi Mohon Tunggu... Konsultan -

Saya ingin mendengar dan belajar dari Anda serta memberi apa yang saya bisa @anabafifi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kyai Kampung in Action

10 Juli 2015   14:28 Diperbarui: 10 Juli 2015   14:37 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang ustadz bagi media televisi tak lain hanya "produk tontonan" untuk mendulang iklan. Tidak jarang, seorang ustadz dihadirkan dalam sebuah acara tak lebih hanyalah pelengkap saja. Sisanya, hanyalah acara jingkrak-jingkrak dan lawakan-lawakan tidak bermutu.

Saya sendiri sangat jarang nonton televisi. Jadi tidak tahu seperti apa tayangan-tayangan Ramadhan televisi saat ini. Saya tidak tahu apakah acara hingar-bingar semacam YKS (Yuuk Kita Sahur) itu sekarang masih ada.

Kondisi semacam ini memang sudah berlangsung bertahun-tahun. Semakin tahun bentuk dan eskalasi makin luas.

Di jaman 'kejayaan' TVRI dapat dikatan tayangan-tayangan semacam ini masih proporsional. Tidak berampur aduk. Di era televisi swasta, semua bisa dikemas atas nama edutainment dan infotainement yang kering nilai-nilai dan substansi.[caption caption="Dakwah Artis dan Pelawak Kita, Koran Tempo 8 Desember 2001 (dok pribadi)"]

[/caption]

Empat belas tahun lalu, tepatnya 8 Desember 2001, saya menyinggung masalah ini di koran TEMPO melalui tulisan: "Dakwah Artis dan Pelawak Kita". Apa yang saya risaukan saat itu, sepertinya tidak berubah sampai hari ini.

Saat ini sepertinya kita sedang memasuki fase sejarah menuju kemunduran peradaban Islam. Di mana tuntunan (dakwah) hanyalah tontonan belaka. Sedangkan tontonan telah menjadi tuntunan./*

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun