Mohon tunggu...
Anab Afifi
Anab Afifi Mohon Tunggu... Konsultan -

Saya ingin mendengar dan belajar dari Anda serta memberi apa yang saya bisa @anabafifi

Selanjutnya

Tutup

Money

Noktah Merah Telkomsel

11 Oktober 2012   14:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:55 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sebaliknya, Telkomsel menampik jika pihaknya menolak upaya mediasi PJI. Karena Telkomsel sudah berupaya mengundang PJI untuk melakukan mediasi, akan tetapi justru ditanggapi PJI dengan mengajukan permohonan pailit ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Di luar kebenaran dalil keduanya, fakta pengadilan mengatakan bahwa Telkomsel divonis pailit. Persoalan inilah yang sulit dihindarkan munculnya persepsi negatif bahwa manajemen Telkomsel kurang aware mengenai masalah itu.

Bahkan, Menteri BUMN Dahlan Iskan, mengatakan bahwa perusahaan dengan identitas korporat grafis warna merah itu, 'terlalu pede'. Bagi siapapun yang mengenal dekat Dahlan Iskan, kalimat itu sangatlah keras ditujukan kepada manajemen Telkomsel.

Di era banjir informasi yang demikian mudah menyebar bagaikan virus ke segala penjuru dewasa ini, musibah yang menimpa Telkomsel ini, sulit untuk dihindarkan dari persepsi negatif publik atas pengelolaan perusahaan itu. Betapapun seandainya Telkomsel ternyata memang benar.

Katakanlah, seandainya yakin bahwa Telkomsel benar atas kasus sengketa itu, kenapa masalah gugatan itu tak tertangani dengan baik? Hari-hari ini publik bertanya-tanya ada apa di balik itu semua.

Mereka juga mempertanyakan sejauh mana praktik tata kelola perusahaan (corporate governance) Telkomsel. Bahkan, ada yang menilai manajemen telah berlaku arogan dan ceroboh.

Dalam bahasa komunikasi korporat (corporate communications), situasi yang dihadapi Telkomsel ini, ibarat orang yang sudah terlanjur tercebur dan basah. Celakanya, ia tercebur di air kotor yang mendodai wajah dan baju indahnya. Tidak penting apakah terceburnya itu karena terpeleset atau memang sengaja dibuat tercemplung oleh orang lain.

Saya yakin semua berharap putusan Mahkamah Agung yang akan keluar pada tanggal 12 Oktober 2012 ini, menggembirakan. Tetapi, Telkomsel juga mesti siap jika kenyataan terjadi sebaliknya.

Menyitir nasihat pendiri Microsoft Bill Gates, sebagaimana ia kemukakan dalam Business @ The Speed of Thought (1999): "Kabar buruk harus datang lebih cepat".

Telkomsel perlu segera membersihkan kotoran di wajah dan bajunya yang sangat mengganggu citra cantik dan gagahnya selama ini. Baik menang atau kalah, Telkomsel tetap saja sudah terlanjur tercoreng noktah merah yang melumuri tubuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun