Mohon tunggu...
Ana Al laily
Ana Al laily Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Healing!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Islam Wasathiyah dalam Membangun Toleransi Antarumat Beragama

16 Oktober 2024   16:26 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:17 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islam Wasathiyah berperan penting dalam membangun persatuan antar umat beragama. Dengan menerapkan sikap sederhana, adil dan inklusif, umat Islam dapat memberikan contoh dalam menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang beragam. 

Kesabaran bukan sekedar konsep, namun memerlukan pemahaman sikap dan tindakan yang jelas. Jika nilai-nilai Wasithiyah diterapkan dengan baik, masyarakat akan hidup bersama dengan damai, terhindar dari konflik, dan bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik.

Pengertian Islam Wasathiyah 

Islam Wasathiyah berasal dari kata Wasith yang berarti "tengah" atau "moderat". Dalam konteks ajaran Islam, istilah ini merujuk pada cara hidup yang seimbang, tidak ekstrim, dan selalu mencari jalan tengah untuk mencapai permasalahan sosial, budaya, dan agama. 

Konsep wasathiyah merupakan konsep penting bagi umat Islam untuk menjaga kedamaian, kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat yang beragam.

Wasathiyah bukan sekadar ajaran moral, melainkan sikap yang mengedepankan keadilan, kesetaraan, dan keterbukaan. Nilai tersebut sangat relevan dalam konteks Indonesia sebagai negara multikultural dan multiagama, dimana toleransi menjadi kunci utama dalam menjaga persatuan dan kerukunan..

Prinsip Islam Wasathiyah

Terdapat beberapa prinsip penting dalam Islam Wasathiyah yang menjadi pedoman umat dalam bekerja sama dengan pemeluk agama lain, antara lain:

Pertama, Wasathiyah (mengambil jalan tengah) yang merupakan cara pandang dalam mengambil jalan pertengahan dengan cara tidak berlebihan dalam beragama serta tidak mengurangi ajaran agama, hal ini memadukan antara teks ajaran agama dan penerapan kondisi masyarakat. 

Kedua, Tawazun (Seimbang) Islam adalah agama yang seimbang, menyeimbangkan antara peranan Wahyu ilahi dengan  mendayagunakan akal rasio, serta memberikan bagian tersendiri bagi wahyu dan akal sehingga dalam konteks ini tawazun dipahami moderasi adalah berperilaku adil, seimbang tidak berat sebelah dibarengi dengan kejujuran sehingga tidak bergeser dari garis yang telah ditentukan. 

Ketiga, I'tidal (lurus atau tegak) merupakan pandangan yang menempatkan sesuatu pada tempatnya, membagi sesuai dengan porsinya, melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban. Seorang muslim diperintahkan berlaku adil dalam hal apa saja dan diperintahkan untuk senantiasa berbuat baik kepada siapa saja. Karena keadilan menjadi nilai luhur ajaran agama, tidak ada kesejahteraan masyarakat tanpa adanya keadilan. 

Keempat, toleransi dalam urusan agama, toleransi tidak boleh dalam batasan agama dan Tuhan. Ibadah yang dilakukan hendaknya sesuai dengan adat dan tempatnya.

 Moderasi percaya bahwa semua agama adalah benar berdasarkan keyakinan para pengikutnya, dan tidak adil jika berasumsi bahwa semua agama adalah benar dan setara. Kepedulian hanya dapat digunakan dalam lingkungan sosial dan pribadi untuk menjaga kesatuan dan keharmonisan.

Kelima, Musawah (kesetaraan) memperlakukan semua orang secara setara tanpa membedakan satu sama lain, Berdasarkan jenis kelamin, ras, suku, tradisi, budaya, pangkat karena semuanya telah ditentukan oleh sang pencipta, manusia tidak dapat hak untuk merubah ketetapan yang telah di tetapkan.

Penerapan Nilai-nilai Wasathiyah dalam moderasi beragama sebagai berikut (Saihu 2021):

Ta'aruf

Ta'aruf yaitu saling kenal mengenal antara sesama manusia, hal ini dilakukan karena manusia diciptakan dalam keadaan beragam suku bangsa seperti yang terdapat dalam firman Allah Swt QS. Al-Hujurat: 35, dalam ayat ini mengandung makna ta'uruf, yaitu: Perkenalan jasadnya yaitu, fisik, tubuh, wajah, gaya dan lain sebagainya. Pengenalan fikriyah merupakan pemikiran dengan cara berdialog dan pandangan yang terhadap suatu permasalahan. Pengenalan nafsiyah ialah kejiwaan untuk memahami psikologi, karakter, emosi dan tingkah laku.

Tasamuh

Tasamuh disini Merupakan sikap atau proses saling menghargai atau toleransi antar sesama manusia dalam hal apa pun.

Tarahum dan Ta'awun

Tarahum dan Ta'awun adalah sikap saling berkasih sayang dan saling tolong menolong dalam kebaikan baik berupa kebaikan dalam agama, negara dan bangsa, saling mengasihi dan menyayangi ini sesama saudara sangat di perintahkan oleh Rasulullah Saw."Tidak sempurna iman salah satu kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhari dan Muslim) (Putra dan Homsatun 2021).

Nilai-nilai tersebut dapat di implementasikan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara penerapan nilai ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk mempersatukan semua elemen dengan dilakukan melalui moderasi beragama (Arif 2020). Pembahasan yang terkait hakikat wasathiyah (Islam pertengahan) menunjukkan bahwa Islam sendiri menerapkan moderasi. 

Dimana semua ajaran Islam ini bercirikan moderasi karena itu umat Islam juga diharuskan untuk bersikap moderat. Dari pembahasan ini dapat dipahami bahwa seorang Muslim harus bersikap moderat dalam segi pemikiran, moderat dalam keyakinan dan gerakannya, juga moderat dalam keterikatannya dengan ajaran agama (Kosasih 2019).

KESIMPULAN

Penerapan nilai Islam Wasathiyah dapat menjadikan umat Islam mampu menggabungkan aspek rohani dan jasmani, spiritual dalam segala sikap dan aktivitas, sehingga dengan sikap wasathiyah umat Islam dapat berdialog dan terbuka dengan semua pihak, Posisi Wasathiyah (Islam pertengahan) dapat menjadikan umat Islam sebagai teladan bagi semua pihak, Kedudukan umat Islam dan pribadi sebagai umatan wasathan menuntut umatnya untuk menegakkan keadilan dimana pun dan kapan pun serta terhadap siapapun, ajaran dan tuntunan Islam yang berada dalam posisi pertengahan ini dapat menjadikan semua ajaran Islam yang bercirikan asas moderasi, baik ajaran mengenai Tuhan, dunia dan kehidupan, yakni dalam akidah, syari'at dan akhlak yang diajarkan.

Toleransi dalam Islam Wasathiyah adalah bentuk rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam). Prinsip ini menekankan pentingnya kehidupan dalam kerukunan dengan menghormati perbedaan dan menjaga keseimbangan, baik dalam menjalankan agama maupun kehidupan sosial. Wasathiyah merupakan jalan tengah yang memungkinkan umat Islam tetap teguh pada akidah, sekaligus terbuka dan menghormati keberagaman di dunia.

Sumber dari

Amrullah, M. Kholis. 2021. "Penelusuran Islam Washatiyah Dalam Pemantapan Moderasi Beragama." MODERATIO: Jurnal Moderasi Beragama dan Kebudayaan Islam 01(2):109-23

Hasan, Mustaqim. 2021. "Prinsip Moderasi Beragama Dalam Kehidupan Berbangsa." Jurnal Mubtadiin 7(2):111-23

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun