Mohon tunggu...
Ana Fauzia
Ana Fauzia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuliah Ahad Subuh: Melindungi Diri dari Penyakit

19 Januari 2021   16:56 Diperbarui: 19 Januari 2021   17:12 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tema kita hari ini adalah "Melindungi Diri Dari Penyakit", maksudnya adalah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan melindungi diri dari penyakit. Pencegahan ini tentunya bertujuan untuk mengenali segala kemungkinan penyakit yang mungkin muncul. Kemudian pencegahan ini memiliki pengertian sebagai sebuah langkah untuk mencegah penyakit yang ada dalam tubuh. 

Adapun pencegahan penyakit ini secara teoritis terbagi menjadi tiga, yaitu: pertama, secara primer yakni menghindari atau meminimalisir perkembangan penyakit yang diderita oleh individu. Kedua, secara sekunder yakni mendeteksi dini penyakit yang mungkin diderita sehingga meminimalisir terjadinya komplikasi. Ketiga, secara tersier yakni mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi dan mencoba meminimalisir komplikasi. 

Dalam teori yang lain yakni tentang kesehatan masyarakat dibagi lagi menjadi bagaimana kita menghadapi suatu penyakit yakni dengan mengevaluasi secara promotif yakni terkait bagaimana mempromosikan suatu penyakit, bagaimana masalahnya, bagaimana situasi penyakit, ilmu pengetahuannya bagaimana dengan tujuan supaya masyarakat tau. Kedua adalah preventif yaitu mencegah supaya dari penyakit yang tadi tersebut tidak bertambah parah, bisa dicegah sehingga tidak jadi sakit. 

Apabila pencegahan tersebut gagal, maka akan menimbulkan penyakit yang harus diobati, sehingga harus dilakukan upaya kuratif yaitu mengobati. Dalam mengobati penyakit tersebut tentunya ada yang sembuh ada yang cacat. Apabila cacat dalam tindakan kuratif maka digunakan sistem rehabilitasi. Sehingga pendekatan kita dalam suatu permasalahan adalah promotif dan preventif yang diutamakan.

Adapun untuk melindungi diri dari penyakit maka kita harus tau bagaimana jenis penyakitnya, yakni penyakit menular dan penyakit tidak menular. Dalam kaitannya dengan penyakit menular, pada konteks hari ini kita sedang menghadapi pandemi Covid-19. 

Maka berbicara tentang Covid-19 kita harus tau bagaimana karakter dari Covid-19 itu sendiri. Covid-19 merupakan bagian dari virus Corona, dari sekian jenis virus Corona yang ada. Covid-19 ini dalam persfektif ilmu kedokteran adalah mahluk setengah hidup, jadi setengah mahluk hidup. 

Mengapa demikian? Karena yang dikeluarkan adalah RNAnya bukan DNAnya. Mereka melayang-layang namun tidak hidup, tetapi apabila mereka berhasil masuk ke tubuh kita, mereka akan bergabung dengan DNA kita sehingga akan memperbanyak diri dan membuat DNA kita memberikan sinyal yang salah. 

Ketika mereka memperbanyak diri, mereka akan membuat kode-kode DNA dalam tubuh dan memberikan sinyal, karena sinyal utama Covid-19 itu hampir sama dengan SARS maka menyerangnya lebih dominan ke pernafasan. Virus ini sangat rentan sekali, yakni akan mati dalam suhu 56 derajat celcius dalam 15 menit dan kemudian penularannya jangan sampai masuk ke dalam tubuh lewat mata, hidung, dan mulut, sehingga disarankan menggunakan kaca mata dan masker untuk meminimalisir penyebaran. 

Oleh karena itu, gejala klinis yang akan muncul secara umum adalah demam, batuk, pilek, gangguan pernafasan, sakit tenggorokan, letih dan lesu, hilangnya penciuman, dll.Sehingga apabila kita ingin tau maka pemeriksaannya secara umum adalah dengan melakukan rapid. 

Sekarang rapid ini ada dua tipe yaitu rapid antigen dan rapid antibody. Yang pertama kali muncul adalah rapid antibody, dalam rapid antibody ini data yang dikeluarkan adalah reaktif dan non reaktif. Cara kerja rapid antibody, andaikan ada virus corona yang masuk ke dalam tubuh, reaksi tersebut masuk ke dalam darah kita, darahnya diambil, dimasukkan dalam alat tes antibody, dan apabila virusnya beraksi maka akan ketangkep disana sehingga akan dikatakan reaktif. 

Namun apakah reaktif ini sudah pasti Covid-19? Tentunya tidak. Dalam berbagai literatur dan hasil penelitian yang ada, estimasinya sekitar 10-20%. Kemudian dalam tes yang baru yakni rapid antigen, yakni modelnya adalah swab dengan dimasukkan ke hidung kemudian diberikan tetesan cairan kemudian dilihat apakah hasilnya positif atau negatf. Apabila positif apakah sudah pasti Covid-19? Belum tentu, dalam hal ini baru Corona saja. Ia akan dikatakan positif Covid-19 apabila tes berikutnya yakni PCR menunjukkan positif yang akurasinya 98%.

Dalam hal ditemukannya kasus positif setelah tes PCR, ada beberapa kategori, yakni: pertama, dia dikatakan positif namun tanpa gejala maka dia masuk criteria OTG (orang tanpa gejala) namun kategori ini tetap menular sehingga harus tetap isolasi mandiri. Kedua, kriteria dengan gejala ringan kadang-kadang penciuman berkurang misalnya, sehingga orang ini juga harus tetap melakukan isolasi mandiri. Ketiga, apabila kategori sedang dan berat maka inilah yang harus dirawat di rumah sakit. 

Apabila orang dengan kasus sedang maupun berat ini juga mempunyai komorfit. Komorfit ini merupakan penyakit penyerta seperti diabetes, penyakit jantung, paru-paru sehingga akan semakin memperparah penyakit Covid-19 itu sendiri. Untuk melakukan pencegahan bagi orang tanpa gejala dan dengan gejala ringan maka harus diperbanyak istirahat, makan yang teratur dan diperbanyak minum, selain itu harus juga diimbangi dengan olahraga ringan. 

Adapun potensi kesembuhan untuk isolasi mandiri adalah cukup sangat besar, dimana tipe kesembuhan penyakit yang diakibatkan oleh virus adalah kesembuhan sendiri. Siapa yang menyembuhkan? Yang menyembuhkan adalah daya tahan tubuh atau imunitas.
Dengan demikian, untuk memutuskan rantai penyebaran dan melakukan upaya pencegahan yakni dengan melakukan prubahan prilaku. 

Yang pertama adalah iman, yaitu percaya bahwa virus ini ada, bahwa pandemi ini adalah bagian dari ujian yang diberikan oleh Allah sehingga kita harus banyak sabar dan berdoa. Kedua adalah imun, virus yang masuk melalui tubuh ini sebenarnya tubuh diberikan keistimewaan yakni imunitas. 

Sehingga kita harus meningkatkan imunitas kita dengan makan makanan yang sehat, berolahraga, minum vitamin. Adapun secara teologis, ketika kita menderita suatu penyakit maka kita harus berpikiran positif, pikiran positif ini juga akan mempengaruhi imunitas kita. Kemudian ketiga adalah aman, yakni bagaiman menjaga protokol kesehatan oleh diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun