2. Untuk tingkatan SMP sampai dengan mahasiswa:
- Pemberlakuan minimal 1 jam untuk diskursus antara tenaga pendidik dengan peserta didik di setiap memulai pembelajaran.
- Kewajiban untuk tetap menyalakan video di setiap pembelajaran dan pemberlakuan absensi online dengan dilakukan pencocokan pada saat jam awal dimulainya pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran dikoordinir oleh ketua kelas/ketua tingkat dengan dosen/guru.
- Pemberlakuan refreshing time pada saat di sela-sela pembelajaran daring. Dalam suatu pengajaran, pendidik tidak hanya perlu mengorganisasi pengajarannya agar peserta didik bisa memahami konten pembelajaran dan memecahkan permasalahan yang diberikan, tetapi juga perlu menghadirkan kondisi sosial yang kondusif. Artinya, pendidik perlu menghadirkan ekspresi afektif, menciptakan kohesi kelas, dan mengupayakan komunikasi yang terbuka, baik dalam interaksi antara pendidik dan peserta didik maupun interaksi antar peserta didik.
3. Pasca Pembelajaran Daring
- Pemberian laporan pertanggungjawaban oleh tenaga pendidik kepada kepala sekolah atau rektorat untuk kemudian dilaporkan kepada kepala dinas pendidikan setempat baik kota atau provinsi. Hal ini bertujuan sebagai bentuk upaya evaluasi agar setiap pelaksanaan pembelajaran daring, selalu dilakukan upaya perbaikan baik dari segi pelaksanaan ataupun saat penyusunan rancangan pembelajaran.
- Pemberlakuan kewajiban membuat rangkuman setiap selesai pembelajaran daring sebagai upaya pertangunggjawaban oleh peserta didik. Hal ini sebagai upaya untuk memastikan baik mahasiswa atau siswa benar-benar memperhatikan pada saat pembelajaran daring.Â
- Pemetaan pembelajaran daring dengan mekanisme cocok atau tidak cocok, baik atau buruk
Pemetaan tersebut nantinya didasarkan pada :
- Pengalaman pembelajaran daring setiap usai mata kuliah
- Saran dan kritik selama usai pembelajaran daring
- Karakteristik dosen daring yang diinginkan
- Karakteristik yang ideal bagi seorang mahasiswa pada saat pembelajaran daring
Harapannya, pengisian kotak saran tersebut nantinya bisa menjadi jembatan mahasiswa dalam menciptakan budaya belajar yang ideal terutam proses pembelajaran daring ini yang seratus persen pelaksanaannya online. Maka, penting untuk kemudian dilakukan adanya evaluasi ini setiap usai pembelajaran mata kuliah sebagai upaya perbaikan dan menciptakan lingkungan kondusif baik antara peserta didik dengan tenaga pendidik.Â
Yang terakhir harus dilakukan adalah optimalisasi aplikasi klinik pembelajaran bagi tenaga pendidik baik dari sekolah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi. Optimalisasi aplikasi klinik pembelajaran bagi tenaga pendidik baik dari sekolah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi.Â
Klinik pembelajaran ini sebagai upaya untuk melakukan diskusi antara tenaga pendidik baik guru ataupun dosen. Harapannya, dari berbagai evaluasi yang sudah dilakukan antar tenaga pendidik, maka dapat dijadikan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran daring kedepannya. Di klinik pembelajaran ini nantinya akan dilakukan identifikasi dimmana setiap tenaga pendidik akan melakukan pelaporan hasil evaluasinya dari setiap permasalahan pembelajaran daring yang dirasakan oleh mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H