Mohon tunggu...
Ana Fauzia
Ana Fauzia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pembelajaran Daring Era New Normal: Revitalisasi Pra, Pelaksanaan, dan Pasca Pelaksanaan Pembelajaran

19 November 2020   16:01 Diperbarui: 19 November 2020   16:10 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Belajar di rumah. Foto: Antara

Sejenak kita mencermati konsepsi lahirnya kebijakan pemberlakuan daring ini sebagai langkah responsif dari problematika permasalahan pandemi saat ini yang tidak memungkinkan bagi kita mengadakan kegiatan yang menyebabkan timbulnya kerumunan orang secara intensif. Bahkan, walaupun kebijakan new normal telah ditetapkan, namun pemberlakuan protokol kesehatan tetap wajib untuk diperhatikan. 

Sehingga artinya, jika kita melakukan analisa terhadap hadirnya langkah kebijakan pemberlakuan daring, maka pemberlakuannya pun justru hadir untuk memperbaiki masalah. Bukan untuk menambah masalah. Terlebih, jika pemberlakuan pembelajaran daring ini tidak diberlakukan, maka tidaklah dapat dimungkinkan jika pemerintah akan membiarkan begitu saja pendidikan menjadi berjalan di tempat tanpa ada solusi. 

Sementara, tidak mungkin kita bisa menggantungkan imunitas kepada setiap orang yang jelas tentu saja berbeda-beda hanya untuk memberlakukan pembelajaran secara offline, sedangkan penularan bisa disebabkan dari beberapa faktor yang tidak terduga. 

Selain daripada itu, pembelajaran daring hadir sebagai langkah antisipatif menghadapi masa-masa genting yang tidak terduga. Sejenak kita mencermati kondisi pandemi ini. Tentunya, tidak bisa kita pungkiri bahwa pandemi adalah masa yang tidak terduga. Artinya, penerapan pembelajaran daring di tengah pandemi ini dapat kita ambil sisi positifnya untuk mengambil langkah sedini mungkin sebagai antisipasi dalam menghadapi masa yang bisa saja lebih buruk lagi. 

Dari pembelajaran daring ini, baik guru, dosen, dan seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia akan menjadi lebih tergerakkan dalam dirinya untuk mempelajari teknologi dan memberlakukan inovasi terbarukan. "Dalam buku laporannya ke UNESCO, Jacques Delors, et. al., (1996:43) mengemukakan bahwa ada empat sendi/pilar pendidikan, yaitu: Learning to know (belajar untuk mengetahui) Learning to do (belajar untuk berbuat) , Learning to live togather, Learning to live with others (belajar untuk hidup bersama) dan Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang)". 

Jika kita melihat dari dua pilar tersebut yang mengatakan belajar untuk mengetahui dan belajar untuk menjadi seseorang, maka artinya proses pembelajaran yang baik adalah bagaimana selalu belajar tentang belajar tentang hal baru dengan "mengetahui" dan "menjadi seseorang", mengetahui dalam artian mengetahui hal baru dan menjadi seseorang dalam artian menjadi seseorang yang selalu bisa belajar akan hal-hal baru. Bukan kemudian hanya berputar pada What To Learn tapi bagaimana mengubahnya menjadi How To Learn. 

Selain sebagai stimulus bagi peserta didik dan pendidik, maka pembelajaran daring dapat menjadi guru, dosen, ataupun peserta didik menjadi selalu berusaha untuk menciptakan inovasi terbarukan. Seperti halnya tenaga pendidik yang akan selalu berusaha untuk menciptakan rancangan pembelajaran yang inovatif menyesuaikan dengan era teknologi. 

Dan juga peserta didik yang akan selalu tergerak untuk belajar mandiri dalam mencari dan memecahkan masalah sendiri sehingga tidak hanya bergantung kepada tenaga pendidik sebagai pemateri namun juga bagaimana peserta didik bergerak aktif dalam mencari informasi akurat dan faktual sendiri. 

Bank Dunia telah memberlakukan penelitian yang kemudian diberi judul dengan nama Developing Social-Emotional Skills for the Labor Market (Mengembangkan Keterampilan Sosial Emosional untuk Dunia Kerja) pada tahun 2014 yang ditulis oleh Nancy Guerra, Kathryn Modecki, dan Wendy Cunningham. Dinyatakan dalam kajian tersebut terdapat 8 keterampilan yang dibutuhkan dalam merekrut pegawai dan salah satunya adalah pemecahan masalah. 

Pembelajaran daring sejatinya akan memberikan motivasi tersendiri bagi peserta didik untuk belajar mandiri dalam mencari informasi sendiri tanpa ada ketergantungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun