"Tabib berkata, penyakit ini diawali dengan detak jantungku yang tak menentu dan iramanya yang tak beraturan. Lekas-lekas aku meminta kereta kudaku untuk disiapkan. Aku bersusah payah untuk keluar, sementara Paulina mencegahku, dia memintaku untuk memperhatikan kesehatanku. Karena aku tahu kesehatannya begitu bergantung pada kesehatanku, aku akhirnya mulai memperhatikan diriku supaya aku bisa memperhatikannya"Â (Surat-surat 104.1-4).
Apa artinya? Bahwa perasaan tulus yang datang dari orang lain haruslah kita nikmati, karena terkadang ketika keadaan mulai menghimpit sekalipun dan rasa sakit datang menghampiri, namun demi orang-orang terdekat dan tersayang kita harus tetap kuat dan tetap hidup. Sebagaimana halnya, ketika melihat anak, atau istri tercinta, seorang ayah sekaligus sebagai suami, harus berusaha untuk bertahan hidup di kala ia sakit demi kelangsungan hidup anak dan istrinya juga. Begitupun dalam konteks yang lainnya, bahwa seorang yang baik haruslah hidup bukan selama yang dia inginkan, tapi selama seharusnya.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI