Mohon tunggu...
Ana IkaAriyani
Ana IkaAriyani Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang Guru Sekolah Dasar Pangudi Luhur.

Seorang pendidik sekolah dasar, cinta akan anak-anak. Siap memberikan diri bagi setiap peserta didik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kutunggu Cinta di Bawah Ring Basket Sekolahku

24 Agustus 2022   21:06 Diperbarui: 24 Agustus 2022   21:50 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Ku tunggu cinta di bawah ring basket sekolahku” adalah sebuah kalimat yang bisa diungkapkan untuk mewakili sebuah runtutan peristiwa saat itu. 

Peristiwa itu bermula dengan munculnya seorang anak didik yang bisa dikatakan super. Super bukan berarti sangat berprestasi, tetapi super dalam arti yang sebaliknya, yaitu selalu membuat ulah yang kurang baik di sekolah. 

Siswa tersebut selalu membuat keributan, berkata kotor, memukul teman, dan membuat siswa yang lain kurang nyaman di sekolah. Berbagai cara dicoba yaitu dengan menasehati dengan halus, menasehati dengan dijelaskan dengan sanksi yang ada, bahkan menghadirkan orangtuanya untuk ditemukan di sekolah pun tidak menjadikan dirinya berubah sikap. 

Orangtuanya juga sudah bingung harus bagaimana menasehati dan mengingatkan anak tersebut agar bisa berubah sikap.

Sebagai seorang pendidik, saya berpikir apa yang harus saya lakukan untuk merubah pola anak tersebut. 

Berbagai cara dicoba yaitu dengan pendekatan pribadi, diajak ngobrol, dan ketika istirahat ditemanipun tidak bisa merubah anak tersebut. Dia selalu masih membuat kegaduhan di kelas maupun dengan teman-temannya. Seolah anak tersebut melakukan hal itu dengan bangganya dan tanpa rasa bersalah.

Hal itu membuat saya merasa ada sesuatu terhadap anak ini. Saya mencoba mencari cara lagi dan akhirnya saya mencoba pendekatan sebagai ibu. 

Anak didik saya saya perlakukan seperti anak saya di rumah. Saya mencoba untuk memeluk anak tersebut dan memberi berkat di setiap awal hari. 

Setiap hari anak tersebut selalu menunggu saya sebelum masuk ke kelas. Anak tersebut selalu menunggu di bawah ring basket. 

Ketika saya datang, dia langsung berlari memeluk saya, saya memeluknya dengan penuh sayang dan memberi berkat di keningnya.

Perlahan anak tersebut semakin membaik. Intensitas dia membuat ulah berkurang. Dalam bertutur kata pun sudah semakin sopan. 

Saya sedikit merasa lega dengan adanya sedikit perubahan terhadap anak tersebut. Kebiasaan itu saya lakukan terus dan ditambah pendekatan secara pribadi dengan ngobol bersama dari hati ke hati.

Pengalaman tersebut menjadikan saya semakin menyadari, kehadiran pendidik di sekolah tidak hanya sebagai pendamping belajar, fasilitator belajar, tetapi menjadi agen cinta dan kasih sayang bagi anak didik terlebih anak-anak yang membutuhkan. 

Apa yang mungkin menjadi kerinduan anak ternyata berdampak besar untuk perkembangannya. 

Bukan hanya ilmu yang dicari, tetapi kasih sayang dan cinta juga mereka perlukan, terlebih bagi anak-anak spesial yang mempunyai sebuah kisah tertentu yang tidak terungkap. Melayani dengan sepenuh hati adalah salah satu motivasi saya melakukan semua itu.

Dalam mendidik perlu adanya momong, among, dan ngemong. Momong, among, dan ngemong adalah kata dalam Bahasa jawa yang mengandung makna. 

Momong berarti merawat dengan tulus, penuh kasih. Among berarti memberi contoh tentang baik dan buruk tanpa harus mengambil hak anak agar anak bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang bahagia. 

Dan yang terakhir adalah ngemong. Ngemong berarti proses untuk mengamati, merawat, dan menjaga agar anak mampu mengembangkan dirinya, bertanggungjawab dan disiplin berdasar nilai-nilai yang telah diperolehnya sesuai dengan kodratnya.

Dalam sikap momong, among, dan ngemong terkandung nilai yang sangat mendasar yaitu pendidik tidak memaksa anak-anak melakukan sesuatu namun demikian tidak berarti membiarkan anak berkembang bebas tanpa arah. Pendidik mengarahkan ke arah yang lebih baik.

Pendidik dengan menerapkan momong, among, ngemong, dan pelayanan dengan hati dapat menjadi agen kasih sayang dan cinta anak-anak yang menjadikan mereka kembali bahagia, damai, dan menjadi pribadi yang merasa dihargai. 

Dengan demikian, anak akan semakin semangat belajar dan akhirnya menjadi anak-anak yang berprestasi sesuai dengan talenta yang dipunyai masing-masing pribadi.

Salam cinta untuk anak-anak Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun