Nilai Agama telah Luntur
Adakah Khalifah yang Menjaga Perdamaian dan Kerukunan Beragama? Pertanyaan ini akan terjawab dengan membaca pandangan dari Khalifah Ahmadiyah. Cara berfikir dan bertindak seorang pemimpinlah yang  dapat menjaga perdamaian dan kerukunan Bergama.
 Dalam tulisan saya kali ini akan meriview pandangan dari Khalifah Ahmadiyah dalam bukunya 'Islam dan Isyu Kontemporer' karya Mirza Tahir Ahmad, terkait judul di atas.
Di awal buku itu menjelaskan kondisi umum umat beragama, yaitu Khalifah Ahmadiyah menuliskan bahwa Secara umum dapat dikatakan agama kehilangan panutan di satu sisi dan munculnya sikap kurang toleran terhadap mereka yang berbeda disebabkan dogma-dogma lama yang kaku.
Pesan awal dalam buku ini sangat relevan sekali, di Indonesia kita menyaksikan bagaimana penganut suatu agama sangat mudah dibawa kepada tindakan yang radikal, dengan memakai ayat-ayat dalam kitab sucinya.
Menurut pandangan Khalifah Ahmadiyah tersebut, bahwa Begitu pun dengan urusan moral; kejahatan merajalela, tanggungjawab social kepada masyarakat telah pupus dan keegoisan pun merebak.
Patut kita akui bahkan di Negara kita yang mayoritas menganut suatu agama tertentu. Moral keagamaan yang membentuk kehidupan dan menjadi jiwa dari agama itu sendiri telah mengalami pengkerdilan sehingga membuat bosan orang-orang (agama hanya dijadikan simbol-simbol kekuasaan mayoritas) .
Semua Utusan Tuhan Benar
'Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau, dari antara mereka ada yang Kami ceritakan kepada engkau dan dari antara mereka ada sebagian yang tidak Kami ceritakan kepada engkau.' (Al-Mu'min:40)
Dalam bukunya Khalifah Ahmadiyah menjelaskan bahwa Islam tidak memonopoli kebenaran tidak pernah menafikan agama-agama lainnya. Mereka mengemban amanah samawi dari Tuhan. Sepanjang menyangkut pesan yang disampaikan dapat dipastikan mereka adalah sejajar.