[caption caption="sumber : pribadi"][/caption]Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Kudengar ada keindahan dibalik hutan belantara
Terpaku ratap menatap jalan menujumu
Begitu sukar hingga sempat menyiutkan nyaliku
Â
Tujuh air terjun-mu memukau mata ku
Hempasan air segar menarik pada jiwa ini
Hilang lelah dan penat tubuh ini
Â
Bulan ingin membawa tawa manja
Malam melahap habis langit, hanya suara air terjun
Kusungkurkan wajah ini bersujud
Aku shalat fardhu, aku shalat tahajud
Â
Mekar fajar datang bersama mentari
Menyibak kegelapan menerangi air terjun
Sedih kudapati menyaksikan ratusan sampah itu
Kunyalakan korek api, kubakar semua
Â
Kudaki tujuh air terjun mu
Kuteriakan zindahbat ahmadiyah
Dari sebuah nama kecil nabi ku
Muhammad al-mustofa SAW
Â
Note :
Puisi ini merupakan refleksi dari perjalanan ke Rombo Dait kabupaten Ngabang Kalimantan Barat yang saya lakukan bersama 40 an teman-teman dari komunitas MKAI tgl 25-27 Maret 2016 lalu dengan tema Love for  All Hathred for None.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H