sopan walau di belakang berlagak tidak sopan di mata. Apakah itu layak ingin kusapa seperti itu?
Cukup jelas teringat ketika merasa tersakiti oleh orang terdekat yang kita kenal. Banyak kebaikan yang diberikan dan banyak tenaga kita bersama, dalam bentuk kelompok. Hingga kita saling mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun apakah seharusnya kau tahu untuk membuka hati lebih jujur mengutarakan ketidaksukaan agar rasa benci ini tidak melekat? sehingga diri ini mencoba terlihatKembali lagi, aku merasa tidak layak mengenalmu karena sepertinya hatiku terlalu baik mengetahui karaktermu yang cukup judes dan tidak empati dengan orang di sekitarnya. Melalui pengalaman mengenalmu dalam kelompok, aku menyadari bahwa imbalan kasih baikku hanya sebatas untuk tidak mengutik bila ada rasa meminta. Karena aku cukup tahu bahwa sikapmu di belakang lebih tidak sopan dan tidak jujur kepadaku. Maaf, ini merupakan tanda bahwa aku tidak menyukaimu. Namun, aku tetap mengenalimu dan tidak akan melupakan sikapmu tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H