"Kalau saudara atau saudari memang ingin berkunjung ke kota kami, maka jangan lihat hal yang sudah terbarukan disini, tapi lihatlah gedung -- gedung yang tak pernah berubah karena tak lekang oleh jaman"
Itulah sebuah kata untuk mencitrakan kota Pangkalpinang, ibukota Provinsi Kepulauan penghasil Timah terbesar di Indonesia.
Jika memang ingin berkunjung kesini, seperti yang tertulis diatas maka lihatlah gedung -- gedung tersebut yang masih aktif hingga sekarang.
Selain kualitas cuacanya yang masih segar dibandingkan kota Jakarta, kota inipun menyimpan memori kecil dari penulis, salah satunya adalah gedung kantor pos Indonesia. Tata letaknya dari dulu hingga sekarang masih sama, masih dipertigaan jalan tepat ditengah kota, masih aktif, salah satu gedung yang tak pernah berubah.
Alasanku untuk fokus ke kantor pos di Pangkalpinang ini, selain masih tak berubah tata letaknya, namun juga karena masih bisa bertahan ditengah guyuran jasa pengiriman paket yang sekarang lebih modern, lebih canggih, dan lebih populer.
Kerjasamanya dengan Western Union adalah alasanku untuk kesana untuk mendapatkan uang jajan bulanan dari luar negeri. Namun seiring hari berganti, sekarang yang kulihat tak banyak orang yang ingin mengirimkan paket atau surat melalui salah satu perusahaan BUMN disini, kecuali beberapa hal semisal lowongan kerja dan hal itupun bisa dihitung dengan jari.
Tergerusnya pangsa pasar pengiriman paket sebenarnya bukan langkah mati dari kantor pos sendiri, karena dari pengamatan orang yang sering berkunjung tiap bulan kesana seperti saya, ternyata masih banyak masyarakat yang sengaja antri didepan loket legendaris tersebut.
Adalah Wesel Pos. Walaupun tak sepopuler kiriman uang antar bank atau dompet digital, masih banyak orang tua, buruh, kerabat serta masyarakat lainnya yang menggunakan ini. Alasannya cukup sederhana, yakni keamanan serta bisa langsung diantar ke alamat rumah yang dituju.
Bekerjasama dengan penyedia layanan transfer uang internesional seperti Western Union. Saya sendiri memiliki pengalaman jika kesyahduan menerima uang dari lembaga ini adalah potongan jumlah uang yang tak terlalu besar daripada bank serta tak perlu punya rekening dollar.Â
Taspen yang merupakan salah satu perusahaan bekerjasama dengan kantor pos Indonesia juga adalah solusi bagi ASN untuk mengelola dana pensiun. Lagi -- lagi menurut pengamatan mata telanjang seraya bertanya singkat alasan mereka mengambil di kantor pos adalah gagap digital perkara rentang usia yang tak bisa lagi menerjemahkan teknologi modern. Keramahan para pegawai kantor pos menyikapi permintaan para pensiunan merupakan sebuah hal berharga bagi mereka.
Lalu ada pula legalisasi surat -- surat tertentu seperi ijazah, sertikikat, akte kematian, kelahiran dan lain sebagainya. Fungsi ini sampai sekarang masih menjadi primadona dan tak sepi pengunjung bagi kalangan yang membutuhkan persetujuan dari lembaga lainnya.