Perjalanan dimulai menggunakan mobil yang bergerak menuju kawasan utara Kota Denpasar. Selama 1 jam 30 menit, tampak beragam rupa bentang daratan di pulau ini. Sawah-sawah terhampar luas sepanjang jalan, menyatu dengan pura desa yang megah.Â
Saat membuka pintu, angin semilir pelan menyambut kedatangan saya dan rombongan Danone Blogger Academy 3 di Desa Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Badung, Bali.
Desa Bongkasa Pertiwi memiliki konsep kampung mandiri dalam pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Desa ini sendiri memiliki potensi alam pertanian, peternakan, serta Sungai Ayung sebagai wisata arung jeram.Â
Menariknya, tiap rumah di desa ini memiliki ternak sapi dan babi yang menjadi potensi bagus untuk mengembangkan biogas.Â
Jadi, selain mandiri secara pangan, desa ini juga didukung oleh kemandirian energi yang memberikan kesempatan besar penduduknya untuk menjaga lingkungannya.
Terbukti, saat saya mengelilingi desa menggunakan trail sepeda terlihat bentangan sawah yang diolah menggunakan cara organik. Lelah bersepeda, saya dijamu makan dengan panganan tradisional khas desa. Inilah awal pertemuan saya dengan potensi pangan lokal, yaitu pembudidayaan jamur.Â
"Kita buat budidaya jamur tiram, jadi jamur krispi dan nugget jamur. Apinya kita pakai dari biogas dan sisanya kita jadikan pupuk untuk jamur," ujar Ibu Ayu, warga Desa Bongkasa Pertiwi yang saya temui pada kunjungan kali ini.
Ibu Ayu menjelaskan, produksi nugget dan jamur krispi sendiri bisa mencapai 3 hingga 5 kilogram dalam satu hari. Produk ini nantinya diedarkan dalam jaringan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).Â
Ketika saya cicipi, rasa nugget yang dihasilkan juga tidak berbeda jauh dengan nugget ayam yang ada di pasaran. Hal ini disebabkan karena jamur sangat berpotensi diolah menjadi pengganti makanan lain, seperti pengganti daging untuk para vegetarian.