Dan jika memang benar-benar Presiden Jokowi sedang berjuang mewujudkan Trisakti, maka tentu Presiden Jokowi tidak akan bisa ditumbangkan dengan ancaman apapun apalagi jika hanya dengan sebuah bujukan.
Dikatakan demikian, sebab menurut sumber, Presdien Jokowi ternyata sempat dan pernah “diancam” oleh JK (Wapresnya) sendiri. JK “mengancam” agar segera melakukan reshuffle dengan memberhentikan Rizal Ramli dari jabatannya.
Dan, wauww... kandidat pengganti Rizal Ramli yang diusulkannya adalah pasangan mantan Cawapres yang pernah berpasangan dengan Capres JK pada Pilpres 2009, yakni Wiranto. Ckckckck...luar biasa, mata hati nurani pun ternyata bisa dibutakan?? Parah, dan sungguh menyedihkan!!!
Ihwal pencopotan Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman, JK memang sudah sejak lama memintanya kepada Jokowi. Salah satu orang dekatnya, bahkan pernah menyatakan bahwa JK telah melontarkan hal ini jauh-jauh hari kepada Presiden. “Pilih saya atau dia (Rizal),” ujarnya menirukan lontaran JK kepada Jokowi.
Apabila JK benar-benar sempat melontarkan kalimat tersebut, maka sungguh sangat luar-biasa dan tentulah itu merupakan sebuah malapetaka besar di negeri ini. Sebab, dengan begitu, rakyat Indonesia sama halnya mengalami kemunduran 10 tahun, yakni di mana JK selaku Wapres juga sempat tampil sok sebagai “the real president” yang mampu “menarik hidung presiden ke kiri dan ke kanan” sesuka nafsu dan kehendak sendiri.
Mengetahui hal tersebut, jujur, rakyat pasti sangat menolak keras. Sebab, rakyat yang sejauh ini sudah sepenuh hati memberi kepercayaan hanya kepada Presiden Jokowi sebagai kepala negara, rupanya kursi dan posisi itu malah harus dikuasai oleh JK yang notabene hanya seorang wakil.
Dan sejauh ini, sejak negara ini berdiri di atas kedaulatan rakyat, tak satupun “jari-jari” konstitusi di pemerintahan ini yang menunjuk dan memberi otoritas atau hak prerogatif kepada seorang wapres untuk memilih dan menentukan menteri menurut seleranya. Namun jika itu terjadi juga, maka sangat patut dituding bahwa sang wapres punya kepentingan pribadi. Sekali lagi, catat itu!
Pun jika memang benar adanya dengan kondisi tersebut, maka rakyat tentu saja sangat teramat kecewa karena merasa sudah dibohongi. Sebab, kalau cuma JK yang sekarang yang mengendalikan kekuasaan di negeri ini, bukan Presiden Jokowi, maka mengapa tidak sejak dulu saja JK yang jadi Capresnya, seperti ketika ia berpasangan dengan Wiranto?
Ahh... semoga saja tidak demikian adanya! Namun seandainya ternyata harus demikian, maka patutkah rakyat disalahkan jika nantinya harus melakukan KEGADUHAN akibat gerah dengan ulah wapres yang telah luar biasa mengebiri kewenangan presiden? Tak usah dijawab sekarang!
Sebab, saat ini doa-doa rakyat yang merintih tanpa daya di negeri ini masih dipanjatkan dan dialirkan kepada para pejuang bangsa (yang berada di dalam maupun di luar pemerintahan), bukan kepada pemimpin serakah yang menggunakan kekuasaannya untuk menghisap keuntungan berlipat-lipat dari negara. Dan, bukankah Soeharto ditumbangkan salah satunya adalah karena masalah keserakahan yang telah mencampur-adukkan urusan negara dengan urusan bisnis keluarga? Lalu, mengapa di era Reformasi ini malah seolah ada pembiaran terhadap diri JK? Luar biasa, dan sungguh aneh...???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H