Begini! Disebutkan, bahwa Sudirman Said punya hubungan dekat dengan Kuntoro Mangkusubroto (mantan Menteri Pertambangan, 1998).
Kuntoro yang saat ini sebagai Komisaris Utama PLN adalah seorang teknokrat sekaligus politisi produk orde baru paling andal yang masih tersisa. Kecerdikannya bermanuver jauh lebih licin daripada mantan Ketua Umum Golkar, Akbar Tandjung. Sehingga tak heran ia bisa bertahan di pusat kekuasaan di segala zaman. Mulai orde Soeharto hingga Joko Widodo.
Dalam meleluasakan dirinya, Kuntoro berhasil “membangun dua jaringan”. Di dunia internasional dengan IMF, Bank Dunia, kaum neolib dan korporasi multinasional, khususnya yang bergerak di sektor migas.
Sampai itu ia termasuk salah satu arsitek munculnya UU No 22/2001 yang meliberalisasi sektor migas. Namun tahun 2012, UU ini dibatalkan Mahkamah Konstitusi atas gugatan Muhammadiyah, kalangan NU, serta tokoh pergerakan seperti Rizal Ramli, dan lain sebagainya.
Sementara jaringan di dalam negeri, Kuntoro berhasil tembus menjadi Kepala UKP4 (Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan & Pengendalian Pembangunan) di rezim SBY. Di samping itu ia bergerak lewat jaringan MTI (Masyarakat Transparansi Indonesia) sehingga banyak orang mengira dia tokoh yang bersih. Padahal, ia sangat identik dengan “serigala berbulu domba”.
Buktinya, saat menjabat Dirut PLN zaman Presiden Gus Dur, Kuntoro terpaksa diberhentikan karena terindikasi korupsi.
Bukan Cuma itu, saat jadi Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias (2005), tak jelas pertanggungjawaban publiknya, terutama mengenai berapa sumbangan untuk bencana tsunami dari dalam maupun luar negeri, serta berapa yang dipakai merehabilitasi kawasan tersebut, hingga kini tak jelas pertanggung-jawabannya.
Anehnya, Presiden Jokowi malah menunjuk Kuntoro sebagai Komisaris Utama PLN. Berikut juga dengan kaki-tangannya dari jaringan MTI seperti Sudirman Said menduduki jabatan sebagai Menteri ESDM yang memegang otoritas sumberdaya alam negara, sedangkan Teten Masduki, ditambah Johan Budi, sekarang ini merupakan orang paling dekat dengan presiden.
Begitupun dengan Erry Riyana Hardjapamekas, yang selain tetap menjadi mentor di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ia juga memimpin PT. Tridaya Advisory, yakni perusahaan yang dikontrak sebagai konsultan untuk menyukseskan dan meloloskan kebijakan offshore. Yang belakangan perusahaan ini disebut-sebut menerima uang jutaan USD dari Inpex, kontraktor gas Blok Masela itu.
Meski tak begitu dikenal, tetapi MTI bergerak secara “senyap” dan memiliki jaringan di hampir seluru penjuru angin. Makanya Kuntoro tetap berjaya meskipun memiliki banyak catatan hitam, seperti dalam putusan KPPU tahun 2004 terkait kasus VLCC, nama Kuntoro Mangkusubroto disebutkan sebagai anggota dewan komisaris PT. Perusahaan Pelayaran Equinox milik Muhammad Reza yang kemarin ramai disebut sebagai raja mafia minyak terkenal itu.
Analis Geopolitik Global Future Institute (GFI), Hendrajit, sebetulnya juga pernah mengemukakan kekesalannya di jelang pembentukan Kabinet Kerja. Ia mengungkapkan, bahwa munculnya nama Sudirman Said sebagai kandidat kuat calon Menteri ESDM dan Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN semakin memperjelas sindikasi-skema mafia baru menguasai sektor energi di Indonesia.