Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ical Teman SMA Saya. Tapi Saya Tak Setuju, Karena DIA Demokrat

8 Oktober 2013   12:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:50 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika, gara-gara cewek, Ridwan teman sekelas saya (sekarang ia sudah jadi seorang anggota TNI) sempat memberitahu ke saya, bahwa dirinya sepulang sekolah akan dicegat untuk dikeroyok oleh sejumlah anak muda yang sudah menunggu di luar halaman sekolah. Apa boleh buat, hari itu sepulang sekolah, permintaan Ridwan untuk saya bonceng dengan memakai vespa miliknya saya setujui. Benar saja, ketika tahu itu motor Ridwan, sekelompok anak muda itu langsung mencegat dengan parang dan badik yang sudah terhunus. Hampir mendekat, saya berteriak agar Ridwan melengkungkan tubuhnya 90 derajat ke belakang, dan saya menancap gas (hampir penuh) lalu membungkuk ke  bawah batang setir motor Vespa tersebut dengan kedua kaki terkangkang di jalan. Motor sempat sempoyongan terkena tendangan dari seseorang, tetapi berhasil saya kuasai.

Kembali mengenai Ical, yang saya tahu ia juga sebagai siswa yang aktif sebagai pengurus Osis. Sayangnya, ia tidak sempat menjadi Ketua Osis. Dan saya yakin, dari Osis-lah, Ical kemudian terobsesi untuk bisa terus maju dan berada dalam organisasi. Benar saja, Ical saat menjadi Calon Wakil Walikota berpasangan dengan Danny itu masih berstatus sebagai Ketua PMI Cabang Makassar, organisasi binaan Jusuf Kalla (JK) itu.

Sehingga, bukan tidak mungkin, intervensi JK boleh jadi sangat dominan untuk meng-gol-kan pasangan DIA menjadi Walikota dan Wakil Walikota Makassar itu. Namun disinyalir, Pilwako Makassar September kemarin itu adalah sesungguhnya adalah pertarungan “para Gajah”. Artinya, di balik 10 kandidat yang ikut dalam Pilwako tersebut sangat besar kemungkinan disokong oleh para tokoh dan elit-elit berpengaruh di Kota Anging-Mammiri itu.

Terlepas dari itu. Yang menarik buat saya hingga harus menulis artikel ini, adalah adanya sebuah status seorang alumni SMA 9 Makassar yang diposting di Facebook Grup IKA SMAN 9 Makassar, yakni sekaitan dengan rencana pelaksanaan Reuni SMAN 9 pada Ahad (10 Nopember 2013) mendatang. Ini statusnya: “.. masukan saja buat ket.Ika dan panitia Reuni,,Klo tdk mendesakk ji sebaiknya Acara Reuni AKBAR smu 9 Di undur tahun depan biar lebih meriah karena di hadiri oleh wakil walikota makassar yang telah di lantik. apalagi wkl wlikota ta alumni smu 9 pasti seru dan z yakin banyak pejabat pemkot yg hadir nantinya ,zp dulu dong yg hadir 02 mks. ok kwn sekian!!..”

Menurut saya, sarannya bagus...cuma terlalu polos, seakan-akan reuni adalah cuma sebuah “PESTA” yg hanya ingin menonjolkan SOSOK dan KEMERIAHAN. Jika penonjolannya cuma itu, maka dipastikan hanya memunculkan pengultusan, dan euforia di alam politik.

Ada baiknya tujuan reuni itu adalah untuk “memperkuat” kesepakatan moral sesama alumni agar dapat lebih memiliki kepedulian terhadap kemajuan daerah dan negara ini. Yakni, misalnya dengan mencanangkan (membudayakan) sebuah “Gerakan Kasih-Sayang kepada Guru-guru di Sekolah”, baik yang masih aktif, atau yang sudah pensiun, maupun yang telah lebih dulu wafat. Bukan untuk atau dengan cara membudayakan “Pesta” seru-seruan dan bermeriah-meriahan dengan menghadirkan Ical dalam reuni tersebut. Ical boleh diundang dan menghadiri reuni, asalkan bukan sebagai Wakil Walikota. Wakil walikota juga adalah jabatan politik. Jadi undanglah Ical sebagai individu, dan tantang DIA berempati untuk melakukan gerakan moral, ajak DIA hadir dalam reuni lalu bersumpah untuk tidak Korupsi.

Jika hanya ingin suasana meriah dan seru, maka itu hanya reuni tak berkualitas yang tak lebih hanya sebatas ajang gengsi-gengsian, pamer kedudukan sosial, yang ujung-ujungnya seakan hanya ingin masing-masing mendapatkan “sepotong” pengakuan kehormatan. Jangan lupa, bahwa tidak semua alumni di sekolah sudah meraih kesuksesan atau bisa mendapat tempat yang terhormat. Masih banyak alumni (atau mungkin guru-guru kita) yang karena faktor X + Y hingga belum bisa memecahkan persoalan hidupnya. Padahal mereka juga terbilang punya potensi untuk maju, tetapi peluang dan keberuntungan selalu tidak berpihak kepada mereka.

Selanjutnya, pertimbangan lain dari saya, apabila Ical diundang kapasitas sebagai Wakil Walikota (entah itu sekarang atau tahun depan) bisa mengundang kontroversi. Bahwa (dalam reuni) di SMAN 9 itu, selain guru-guru yang masih aktif maupun yang pernah mengajar Ical, juga dengan semua siswa ataupun yang sudah alumni (bersama keluarganya), itu bisa dipastikan belum tentu semuanya menjatuhkan pilihannya kepada Ical dalam Pilwako kemarin, tentunya dengan alasan dan pertimbangan masing-masing. Sehingganya, tak salah jika ada yang takut akan munculnya “pahlawan kesiangan” ketika menghadirkan Ical sebagai Wakil Walikota.

Berikutnya, Danny, dan terutama Ical, memang adalah pernah jadi teman saya. Tetapi DIA kini di mata saya sudah berbeda dengan DIA yang dulu. DIA sekarang boleh jadi akan menjadi “budak” Partai Demokrat (PD) yang kini mendapat julukan sebagai partai SARANG KORUPTOR. Dalam Pemilu 2014 sebentar, bohong kalau DIA tidak mendukung PD untuk kembali berkuasa di negeri ini, dan Kota Makassar akan pasti diupayakan semaksimal mungkin untuk menjadi daerah “jajahan” PD pada Pemilu 2014 mendatang.

Sehingga itu, sekali lagi, Ical memang teman sekolah saya dulu, tetapi saya tidak setuju kalau IKA SMAN 9 Makassar pada reuni kali ini dan reuni-reuni hingga lima tahun ke depan larut dalam euforia, hingga tak sadar ternyata telah terseret dalam kepentingan politik dari kelompok tertentu.

Saya memang bangga punya teman bisa menjadi kepala daerah, tetapi saya tidak akan pernah bangga dan bahkan saya PASTI akan melawan Danny dan Ical jika setelah resmi menjadi pasangan Walikota Makassar ternyata hanya lebih nampak menghidupkan parpol yang telah "berjasa" menjadikannya sebagai kepala daerah. Jika hal ini terjadi, maka hasil pertumbuhan ekonomi hanya akan tetap dirasakan oleh orang-orang kaya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun