Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rizal Ramli, Capres Ideal 2014! ini Alasannya! (Bagian 1)

13 Juni 2013   01:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:07 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Ujian mata kuliah Ekonomi Makro saya nilainya A, mengalahkan bule-bule. Dari situlah saya kemudian ditetapkan menjadi mahasiswa biasa (bukan lagi mahasiswa percobaan),” ujar RR seraya menambahkan bahwa kuliah yang sedianya ditempuh selama dua tahun, berhasil diselesaikannya hanya dalam waktu 1,5 tahun.

RR mengaku memiliki dua pertimbangan saat mendapatkan tawaran untuk melanjutkan kuliah ke tingkat lebih tinggi. Yakni pertama, meski nilai studi ekonominya bisa lulus dengan nilai bagus, tetapi RR merasa belum begitu memahami seputar ilmu ekonomi karena basis keilmuannya adalah di ilmu exact science. Kendati begitu RR sesungguhnya merasa mampu mencari dan menggali solusi apabila diberi masalah di bidang ekonomi.

Kedua, RR memikirkan usianya yang kala itu telah memasuki 30 tahun, tetapi masih single. “Saya merasa butuh untuk segera mencari pacar, lalu menikah,” ucap RR sambil tertawa.

Dari kedua pertimbangannya tersebut, RR pun memilih untuk kembali ke Jakarta, kemudian bekerja selama setahun sebagai Redaktur di Prisma. RR pun sudah menemukan seorang wanita yang dipacarinya, yakni seorang mahasiswi jurusan Arsitektur tingkat akhir di ITB. “Saya akhirnya menikah dengan Herawati tahun 1982,” katanya.

Karena merasa sudah mampu untuk kembali melanjutkan studi, RR pun meneruskan pendidikannya kembali di Boston University melalui beasiswa sekaligus biaya hidup. Tetapi karena RR kala itu sudah beristri dan telah memiliki dua orang anak, praktis dana beasiswa tersebut tidak cukup. Untuk menutupi kekurangannya tersebut, RR bekerja menjadi asisten researcher. Sementara istri RR, Herawati yang memang sudah berpredikat sebagai seorang arsitek itu juga berhasil bekerja di Biro Arsitek di Boston.

Namun, Herawati diam-diam juga berkeinginan untuk kembali kuliah. RR merestuinya, setelah 3 hingga 4 tahun bekerja dan cukup uang, Hera pun diterima di Harvard School of Planning.

“Semuanya berjalan dengan baik. Hera meski bekerja dan kuliah tetapi juga bisa mengurus dua anak. Begitu pun adanya dengan saya,” kenang RR seraya mengungkapkan bahwa kala itu di Boston belum ada suami-istri asal Indonesia yang bekerja, kuliah sambil mengurus anak.

Dan ini, kata RR, adalah menjadi sebuah legenda, yakni keluarga perjuangan. Dan RR mengaku sangat bersyukur kepada Tuhan karena semuanya bisa beres dan selesai dengan meraih gelar Ph.D. Yang kemudian RR mampu tampil sebagai sosok yang matang, bukan hanya matang dalam pendidikan dan intelektualitas, tetapi alam juga telah menempanya hingga mampu menjadi seorang tokoh nasional yang juga telah matang untuk menjadi seorang pemimpin di negeri ini.

Sebab, jika saat ini rakyat Indonesia sedang mencari sosok presiden 2014, maka tak salah jika sebelumnya bisa membandingkan sosok RR dengan semua sosok calon presiden lainnya yang sudah ramai disebut-sebut saat ini. Adakah proses kematangan yang mereka miliki bisa menyamai kematangan RR?

Jika para capres (calon presiden) sekarang bisa berada di level yang disebut sukses, itu karena memang mereka masih memiliki orangtua (atau mungkin berasal dari keluarga yang berekonomi kelas atas), tetapi RR tidaklah demikian, RR mampu menjalani dan melalui hidupnya dengan penuh perjuangan yang sangat keras sebagai anak Yatim-Piatu.

Dan sekali lagi, RR pernah dipenjara karena melawan Soeharto untuk tidak lagi menjadi presiden di era Orba. Jadi tak heran jika saat ini RR kembali harus melawan pemerintahan SBY yang dinilai KORUP!! Bagaimana dengan Capres lain..???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun