Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tak Cemas, Siapapun Jadi Presiden yang Penting Para Menterinya Diisi oleh Ahlinya

18 Juli 2014   20:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:57 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sehingganya, pembahasan yang juga tak kalah pentingnya untuk dapat dijadikan kecemasan sekaligus perhatian khusus di saat ini adalah bagaimana mencari tahu keseriusan para capres: “Apakah nanti jika terpilih bisa benar-benar memunculkan orang-orang tepat untuk ditempatkan sebagai menteri sesuai keahliannya?”

Pertanyaan seperti ini nampaknya seakan sengaja diabaikan karena biasanya dipandang sebagai hal yang enteng. Tetapi jangan lupa, bahwa hal seperti ini (menempatkan menteri yang bukan ahlinya) adalah justru akan lebih banyak menimbulkan masalah dalam perjalanan sebuah pemerintahan kepala negara.

Ada statement menarik yang pernah dilontarkan oleh mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramli. Dalam sebuah wawancaranya di salah satu stasiun TV, ia menyatakan, bahwa untuk menjadi seorang presiden tak perlu menjadi (berasal dari kalangan) ekonom. Yang penting, katanya, bisa mengerti dasar-dasar ekonomi bangsa, setelah itu serahkan (sepenuhnya) kepada ahlinya.

Pernyataan Rizal Ramli yang juga selaku ekonom senior itu setidaknya dapat dijadikan sebuah pandangan, bahwa kesuksesan dan kegagalan seorang presiden dan wakil presiden salah satunya sangat dipengaruhi oleh peran dan kemampuan seluruh menterinya sesuai bidangnya masing-masing.

Dan inilah sesungguhnya yang menjadi kecemasan bagi rakyat Indonesia. Artinya, betapa rakyat tidaklah ingin mempersoalkan siapa yang nantinya terpilih menjadi presiden dan wakil presiden. Sebab, rakyat lebih sangat mencemaskan apabila para menteri kelak tidak bisa berbuat banyak dalam menyukseskan program pembangunan yang digulirkan oleh presiden dan wakil presiden karena tak sesuai dengan keahliannya.

Dan kiranya inilah sekaligus yang membedakan mana kecemasan yang dirasakan oleh para elit (timses termasuk pendukung fanatik), dan kecemasan seperti apa yang dirasakan oleh rakyat. Atau dengan kata lain, tentulah kita semua bisa membedakan, mana kecemasan para elit, dan mana kecemasan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun