Apa yang membuat alasan menjadi masalah? Kenapa canda tawa menjadi luka yang tak nampak? Pencegahan bullying saja tak cukup. Memang membutuhkan banyak informasi untuk tidak menjadi pembully atau bahkan sekedar menghindari pertikaian sebelum menjadi pelaku dan korban.
Ada antagonis kecil dan besar. Bisakah mengucapkan kata wajar untuk antagonis kecil? Mungkin entah karena tidak bisa mengontrol emosinya? Mungkin karena tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah? Mungkin sulit untuk membedakan mana canda baik dan canda buruk.
Berbeda lagi dengan antagonis besar. Masalah mereka tidak bisa dikatakan dengan wajar. Dengan usia yang bisa dikatakan mumpuni, sulitkah bagi antagonis besar untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah? Dengan waktu yang dijalani lebih awal, pastinya tidak sulit untuk antagonis besar menyatakan mana yang benar dan mana yang salah.
Lantas, alasan apa yang membuat antagonis besar menjadi seorang pelaku? Alasan sama yang bisa juga terjadi pada antagonis kecil.
Mencegah diri menjadi pembully
Janganlah berpikir jika setiap pribadi tidak bisa menjadi pribadi lain. Menjadi pribadi yang sebenarnya adalah cara untuk bersyukur dengan apa yang telah dimiliki.
Rasa sederhana, namun sulit untuk dihindari. Tumbuhnya iri maupun dengki, menjadi masalah saat ia tumbuh menjadi prasangka tak mampu. Sebaliknya, jangan lakukan apa yang ingin dilakukan hanya karena orang lain mampu melakukannya. Tidak mampu, merupakan bukti jika 'mampu' yang dimiliki adalah ketidakmampuan orang lain. Tunjukkan 'mampu', melalui prestasi.
Menanggapi kata orang, sekalipun itu, adalah kunci untuk meningkatkan diri. Jadikan itu sebagai batuan untuk mengambil langkah yang besar. Setiap langkah penuh akan keras hati, penuh dengan kata mantap. Jangan mudah berbelok kanan kiri hanya untuk memuaskan perasaan sederhana namun juga membawa mala petaka. Jangan mudah dibodohi seperti ikan. Yang tergoda oleh makanan namun berakhir menjadi dimakan. Jangan mudah terpancing.
Meski begitu, jangan menjadi berbangga diri. Bukan menjadi yang terpancing, namun juga jangan menjadi 'pancingan'. Ada kalanya bercampur dalam sebuah lingkaran hubungan. Hubungan yang baik juga sehat. Karena tidak bisa untuk berdiri sendiri. Karena tidak mungkin untuk melawan sendiri.
Jika untuk melompati batu besar saja membutuhkan kata terburuk sekalipun. Maka menyebrangi jembatan adalah jalan senang bersama orang yang mendukung dan mendorong dari belakang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H