Mohon tunggu...
Rafid Hadyan Amrullah
Rafid Hadyan Amrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Peradaban Adalah Darah dan Tinta. Darah menetes karena kilatan pedang, tinta menetes karena goresan pena.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah dan Nilai-nilai Sakral dalam Ritual Adat Perkawinan Malang Keprabon

22 Juni 2022   17:24 Diperbarui: 22 Juni 2022   17:34 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prosesi pernikahan ini juga disusupi nilai-nilai Islam agar sesuai dengan tuntutan syariat Islam. Dimana seperti puji-pujian pada Allah SWT sering dilantunkan oleh pembawa acara. Sholawat Nabi mengiringi prosesi pertemuan kedua mempelai, doa berdasarkan agama Islam dan masih banyak lagi. 

Dalam hari pernikahan ada beberapa tahapan pula seperti pra-pernikahan. Yakni Temu pengantin. Dalam upacara pertemuan pengantin ini tentu memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui dan tidak hanya asal bertemu saja. Yang pertama dalam prosesi pertemuan pengantin ini dilaksanakan ketika waktu surup atau sesudah maghrib (setelah matahari terbenam). 

Makna dari pertemuan di waktu surup ini adalah karena waktu ini merupakan sebuah waktu dimana berada di antara siang dan malam. Selain itu tempat pertemuan juga berada di tengah-tengah pintu atau talang. 

Kemudian tahapan-tahapan dalam upacara temu manten yakni :

Tukeran Kembang Mayang

Dalam prosesi ini termasuk di dalamnya selain menukar dua bunga yang dipegang kembang mayang atau pendamping pengantin di dalamnya juga ada tukar pengasih, injak telor, kliteran yakni memutar dengan angka 8 dimana kedua mempelai bergandengan dengan jari kelingking mereka masing-masing. Dan minum air wening oleh ibu pengantin. 

Asok Koyo

Asok koyo merupakan tahapan dimana sang mempelai laki-laki menuangkan beras kuning, uang recehan, bunga boreh di dalam sebuah kantung yang memiliki motif tumpang malangan lalu diberikan pada sang mempelai wanita. Hal ini merupakan simbol dimana kelak ketika dalam berumah tangga sang laki-laki haruslah sadar akan kewajibannya menafkahi sang istri.

Dahar Nasi Punar

Tahapan ini merupakan tahapan dimana kedua mempelai disajikan sebuah hidangan berupa nasi kuning dengan aneka lauk pauk kemudian mereka berdua saling menyuap satu sama lain. Hal ini merupakan wujud dari kehidupan setelah pernikahan dimana rasa suka maupun duka haruslah mereka bagi bersama sebagai suami istri. 

Sungkeman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun