Mohon tunggu...
amrullah ali moebin
amrullah ali moebin Mohon Tunggu... -

semua proses hidup dinikmati dengan perjuangan,.,.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tuban Diserbu Pabrik Semen

11 Februari 2015   07:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:27 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuban Diserbu Pabrik Semen

Entah apa yang harus ku sampaikan padamu Ris. Yang jelas sudah lama kamu tak pernah menyapaku lagi. Aku tahu kamu pasti sibuk dengan aktivitasmu disana.

Semoga kamu tetap sehat Rim meski banyak kesibukan. Oiya Ris, katanya kamu akan berkunjung ke kota ku? Aku dengan kamu akan lakukan penelitian tesismu disini. Apa benar Ris?

Kalau kabar itu benar, aku sangat bahagia. Soalnya aku sudah lama mendambakan teman diskusi soal kondisi kota ku. Emm, kira-kira apa judul tesis mu Ris? Pasti tidak jauh soal industri dan lingkungan kan? Pasti tebakanku tidak bleset.

Aku tahu soalnya kamu sangat konsen dengan dua hal itu. Industri dan lingkungan.

Di kota ku memang perlu ada penelitian soal dua hal itu Ris. Pasti kamu sudah tahu kalau ada pabrik semen raksasa disini. Bahkan, salah satu pabrik milik BUMN itu sekarang sudah memiliki empat unit. Wihh, gila kan. Jika dilihat dari atas perbukitan. Dari jauh terlihat seperti hamparan lahan putih yang dikelilingi pohon. Apalagi kalau lewat didekat pabrik. Bledug-nya itu loh Ris membuat pernafasan ini terganggu.

Nah, yang terbaru di pabrik semen yang milik swasta itu saat melakukan peledakan tambang berdampak pada keretakan rumah penduduk. Bahkan, temboknya retak. Suara ledakanya membuat kaget para penduduk. Pokoknya mengerikan lah Ris. Kalau kamu kesini bisa nanti aku antar kelokasi peledakan tambangnya.

Ris, dua pabrik semen ini berlomba-lomba untuk terus melebarkan sayapnya. Keduanya berlomba-lomba untuk meluaskan area pertambangan. Bahka, kabarnya sudah hektaran lahan warga sudah dibidik untuk dibeli. Tak hanya itu, lahan hutan milik perhutani pun juga menjadi sasaran. Dulu, masyarakat yang lahannya sudah terlanjur dibeli saat ini mereka sudah kebingunan untuk bertani.

Ris, pemda di kotaku ternyata masih belum puas dengan adanya dua pabrik semen ini. saat ini, sudah ada dua pabrik semen yang mengincar akan mendirikan pabriknya di kotaku.

Ada pabrik semen Unimane Indonesia itu Investornya dari Indonsia. Sedangkan, ada PT Prosperiti yang investornya dari Tiongkok. Dua pabrik ini masih berproses untuk melakukan berbagai persiapan. Ada yang sudah melakukan izin lokasi. Ada juga yang masih melakukan survei lahan.

Ah, aku jadi curiga Rim. Dua pabrik semen berukuran kecil ini adalah kedok untuk memudahkan membebaskan lahan baru. Jika nanti sudah selesai berdiri dibangun. Semennya akan dilebeli oleh pabrik besar dan dikemas dengan bungkusnya. Jadi, hanya modus saja untuk memperluas area pertambangan. Tapi, itu hanya kecurigaanku. Benar apa tidaknya aku masih belum tahu.

Ris, aku tak tahu apa jadinya kotaku nanti jika semakin banyak indsutri semen. Sebab, perusahaan ini selalu memakan lahan untuk dilakukan penambangan. Alhasil, dampaknya pada lingkungan dan ekosistemnya.

Ah, semoga masyarakat cepat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Jika mereka merasa dirugikan bisa bergerak bersama-sama melakukan penolakan. Tanpa harus ada yang membekingi yang akhirnya nanti jadi broker.

Ris, aku masih menyimpan novel Bumi Manusia karangan mas Pram. Aku tak pernah bosa membacanya. Semoga kamu juga ya Ris.

Tuban, 11 Februari 2015

Salam

AAM

Catatan: Kalau ke Tuban singgahlah di Becek Mentok Ngisor Sawo. Tempatnya di Karang Semanding.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun